Jalan Tergenang, DPU Dumai Duga Karena Pintu Air Pelindo Kecil

id jalan tergenang dpu dumai duga karena pintu air pelindo kecil

Jalan Tergenang, DPU Dumai Duga Karena Pintu Air Pelindo Kecil

Dumai, Riau, (Antarariau.com) - Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai menduga saluran pintu air yang tembus ke laut di areal Pelindo mengecil tidak sebanding ukuran yang dibuat pemerintah di sisi darat, sehingga genangan air tidak berkurang maksimal.

Saluran pintu air yang diduga seperti botol itu, menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dumai Syamsuddin, membuat program penanganan banjir yang dilaksanakan pemerintah daerah tidak maksimal untuk mengurangi debit air yang menggenangi daratan.

"Kita sudah maksimalkan program penanganan banjir, tapi kini tergantung PT Pelindo bagaimana mengelola pintu air tembus ke laut di dalam kawasan karena sejauh ini belum transparan," kata Syamsuddin, Minggu.

Dia menilai, pemerintah sudah membangun beberapa pintu air lepas laut di luar areal Pelindo untuk mengatasi genangan air di perkotaan, tapi sejauh ini tidak tahu apakah saluran didalam kawasan berukuran sama atau malah menyempit menyerupai botol.

Dampak dari pembangunan beberapa pintu air disertai pelebaran drainase itu, lanjut dia, sedikitnya telah mengurangi debit air yang meggenangi ruas jalan dan pemukiman masyarakat di sejumlah daerah rawan banjir.

Namun untuk optimalisasi pintu air dan drainase yang telah menghabiskan anggaran daerah miliaran rupiah itu diharapkan Pelindo dapat terbuka soal ukuran saluran pembuangan air lepas laut didalam kawasan.

"Pintu air dan penataan drainase sudah terbukti mengurangi debit air di daratan yang tergenang, namun agar lebih optimal diharapkan saluran air lepas laut di dalam kawasan Pelindo juga dibenahi," harapnya.

Diharapkan juga kerjasama dan itikad baik perusahaan maupun pengelola kawasan pelabuhan tersebut untuk berkoordinasi dengan pemerintah dalam penanganan debit air yang menggenangi daratan perkotaan.

Pemerintah, lanjut dia, akan terus berupaya mengatasi genangan air di daratan, baik yang ditimbulkan akibat curah hujan maupun pasang air laut yang terus menjadi langganan masyarakat.

Disebutkan dia, pasang laut yang kerap disebut banjir rob itu murni disebabkan faktor alam yang terjadi musiman, sehingga untuk penanganan tetap dilakukan dengan program penataan drainase di perkotaan.

Warga Dumai Dedi mengaku setiap banjir rob datang terpaksa harus bekerja keras menguras air laut yang merendami rumah hingga semata kaki dewasa dan menyelamatkan harta benda dari ancaman karatan.

"Kalau sudah banjir pasang laut ini saya harus menguras dan mengepel lantai karena kotor dan bisa membuat rusak perabotan rumah," sebutnya, Minggu.