Pekanbaru, (Antarariau.com) - Petani di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan yang tergabung dalam Kelompok Tani Teduh Mulia mulai menggiatkan penanaman padi pada pertengahan tahun lalu dan sampai awal tahun ini sudah dua kali panen.
"Meskipun fasilitas belum memadai tetapi sudah bisa panen," ujar Ketua Kelompok Tani Teduh Mulia Suardi saat mengikuti kegiatan UPT Pelatihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan, Rabu.
Menurutnya dia dan petani lainnya menggunakan genset untuk mengairi sawahnya. Dia juga mengatakan lahan yang dia gunakan untuk bersawah adalah jenis rawa gambut.
"Lahan di kerumutan rata-rata gambut," terangnya.
Ia mengatakan masalah pengairan atau irigasi adalah yang sangat sulit.
"Kami masih menggunakan peralatan seadanya," jelasnya.
Namun demikian menurutnya pertanian padi memiliki potensi yang besar nantinya di Kabupaten Pelalawan karena ketersediaan lahan yang sangat luas di daerah ini.
Menanggapi sulitnya irigasi di daerah-daerah di Provinsi Riau Sekretaris Pelaksanaan Diklat Masrizal SP memberikan komentarnya.
"Hal ini juga dipengaruhi kondisi daerah di Riau yang memang berupa tanah datar berbeda dengan Jawa dan Sumatera Barat yang memiliki mata air gunung yang bisa untuk mengairi sawahnya,"katanya.
Ia melanjutkan tidak mustahil Riau memiliki sistem irigasi seperti Jawa dan Sumatera Barat tetapi biayanya akan sangat mahal.
"Tidak menutup kemungkinan meskipun tidak ada gunung disini tetapi kelemahannya mungkin pada besaran biaya jadi agak sulit," imbuhnya.
Sementara itu Kabupaten Pelalawan mengirim peserta dalam pelatihan di UPT Pelatihan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Riau sebanyak 6 orang yang terbagi kedalam 3 kelompok padi dan 3 petani jagung. (Agustine Sri Pamungkas)
