Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dua helikopter yang dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau dipastikan tidak dapat melakukan pengeboman air karena kabut asap pekat.
"Dua heli kita sudah "standby" dari pagi tadi namun jarak pandang masih berkisar 500 meter dan tidak memungkinkan untuk terbang," kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
BPBD Riau saat ini menyiagakan dua unit Helikopter yakni MI 171 dan Sikorsky setelah satu unit Helikopter lainnya Camorv dikerahkan ke Sumatera Selatan guna membantu pemadaman kebakaran lahan dan hutan di daerah tersebut.
Kedua helikopter itu, kata Edwar baru dapat terbang apabila jarak pandang mencapai 1.500 meter.
Dirinya menjelaskan bahwa sesuai rencana pada Selasa ini pihaknya akan melakukan pengeboman air di tiga kabupaten di Riau yakni Kepualuan Meranti, Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu. "Mudah-mudahan kabut asap berkurang sehingga kita bisa terbang dan tanggulangi segera kebakaran itu sebelum menyebar," jelasnya.
Sementara itu, untuk saat ini pihaknya masih mengandalkan asap tim darat untuk melakukan pemadaman kebakaran di ketiga wilayah tersebut.
Edwar mengatakan pada Selasa lalu (20/10) kabut asap juga menjadi masalah utama yang dihadapi oleh BPBD untuk menerbangkan helikopter.
"Kemarin kita hanya berhasil lakukan waterbombing di Siak. Alhamdulillah 12 titik api disana berhasil ditanggulangi. Kita sempat ingin ke Inhil dan Inhu tapi jarak pandang sangat buruk," jelasnya.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru pada Rabu mendeteksi sebanyak 25 titik panas dengan 22 diantaranya dipastikan titik api yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
"Titik api itu tersebar di Meranti dengan tiga titik, Indragiri Hili 12 titik serta Indragiri Hulu tujuh titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.