Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekanbaru, Riau, akan membangun tempat wisata sejarah, kolonial dan religi di tepian Sungai Siak Senapelan.
"Ini sesuai dengan konsep "water front city" yang sudah dicanangkan sejak lama," ungkap Kadisbudpar Pekanbaru, Hermanius, di Pekanbaru, Rabu.
Hermanius menyebutkan, lokasi tepian Sungai Siak selama ini sudah menjadi tempat acara ritual petang megang setiap menyambut bulan suci Ramadhan.
Ini masih permulaan untuk menciptakan kawasan itu menjadi daya tarik wisata religi.
Masih diperlukan berbagai pembenahan sehingga kegiatan yang sudah ada bisa lebih berkembang bukan hanya untuk petang megang, tetaoi bisa mengundang berbagai iven wisata lain karena Sungai Siak juga memiliki potensi wisata air.
Ada juga wisata peninggalan kolonial yang tidak kalah untuk dikembangkan..
"Makanya kami sudah merencanakan akan membenahi lokasi tepian Sungai Siak ini. Tahun depan akan ada bantuan dari pemerintah Provinsi Riau untuk perbaikan tepian sungai ini," ujarnya.
Selain perbaikan pinggiran daerah aliran sungai (DAS) dengan memasang beton penyangga, pemerintah provinsi juga akan membantu pembangunan bangunan dan taman-taman di sepanjang Sungai.
"Sehingga ada tempat dan lokasi untuk nongkrong yang tertata dan indah," kata Hermanius.
Demikian juga tempat budaya dan sejarah, makam yang berdekatan dengan tepian sungai Siak akan dibenahi dipercantik sehingga menjadi satu paket kawasan wisata kedepan.
"Diharapkan jika sudah tercipta lokasi berkunjung, industri kreatif akan bangkit yang berujung pada menggairahkan perekonomian Pekanbaru," katanya.
Sungai Siak saat ini dijadikan wisata kuliner jagung bakar malam hari oleh para pedagang kaki lima. Keberadaan mereka belum tersentuh campur tangan pemkot.
Keberadaannya yang semrawut tidak tertata memang belum bisa memaksimalkan lokasi ini menjadi wisata alam dan air.
Sementara potensi tersebut terbuka lebar, karena selain sumber kehidupan, juga dijadikan tempat bersandar kapal-kapal yang akan bongkar barang.
Kondisi tepian sungai yang tidak terawat menambah joroknya wajah kota karena tumpukan sampah para pedagang da masyarakat yang menjadikan sungai tersebut seperti tong sampah.