Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau saat ini mengedepankan Program Lima Pilar Pembangunan yakni meningkatkan akhlak dan moral masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatkan sumber daya manusia, peningkatan kesehatan dan peningkatan infrastruktur.
"Lima pilar pembangunan itu bermuara pada Program 3 Zero, bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," kata Bupati Kambar Jefry Noer ketika menerima tamunya yang berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Di kawasan P4S, telah banyak program percontohan yang dijalankan. Selain itu, pemerintah setempat juga melakukan berbagai kegiatan pelatihan bagi masyarakat, mulai dari menjahit hingga pertanian, perikanan, dan pengelolaan limbah ternak, tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ketika itu, Rabu (25/2), Bupati Kampar Jefry Noer mendampingi dua orang tamu, satu merupakan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Bangkinang, Agus Pritianto dan satu lagi adalah pejabat Lapas Kelas IIA Pekanbaru.
Di kawasan itu, terlihat belasan pekerja yang sedang sibuk menanam, membersihkan dan membangun pondok-pondok sederhana di atas lahan seluas seribu dan 1.500 meter persegi.
"Ini adalah lahan percontohan untuk Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi," kata Jefry menjelaskan kepada dua tamunya itu.
Menurut catatan, pejabat lembaga pemasyarakatan itu merupakan tamu kesekian kalinya yang datang berkunjung ke kawasan P4S. Sebelumnya sejumlah menteri, bahkan beberapa Jenderal TNI juga telah meninjau kawasan ini hingga menyatakan kekaguman.
Bahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berjanji akan membawa Kampar menjadi model nasional untuk pengembangan kawasan hutan desa dan hutan tanaman rakyat setelah sukses menjalankan program kemandirian pangan.
Program tersebut merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero "plus" target swasembada pangan dan energi.
Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.
Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.
Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.
Sapi yang dipelihara tersebut juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine, yang harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Biourine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.
Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Mau masak tinggal beli garam, dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri," katanya.
Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka hasilnya juga lebih dari memuaskan. Seperti biourine hasil dari kotoran cair sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.
"Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang," katanya.
Pada program ini, Jefry Noer memberikan pembelajaran bagi masyarakat, bahwa banyak yang dapat dimanfaatkan dari lahan yang sempit. Bahkan inovasi yang dikedepankan memberikan pelajaran, bahwa ternyata limbah ternak memiliki harga jual yang melebihi harga dari hewan peliharaan itu.
"Dalam program ini, semuanya dibalik. Jika selama ini masyarakat menganggap sapi sebagai hewan ternak yang berharga, ternyata limbah atau kotorannya jauh lebih berharga. Bahkan air kencingnya bisa lebih mahal dari susu yang dihasilkan, bahkan lebih mahal dari minyak," katanya.
Untuk Desa
Bupati Jefry Noer mengatakan, program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi ini juga akan diterapkan di seluruh desa yang ada di Kabupaten Kampar. Namun semuanya dilakukan secara bertahap.
Jefry mengatakan, program itu dimulai dari lahan percontohan ini, kemudian seluruh kepala dinas dan badan juga diwajibkan untuk menerapkan hal yang sama, membangun kemandirian pangan di masing-masing wilayah tempat tinggalnya.
"Jadi jangan cuma berbicara bohong saja kepada masyarakat. Lakukan dahulu baru kemudian mengajak masyarakat untuk berbuat sama. Allah saja dalam firman-Nya mengatakan jangan mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan," kata Jefry.
Setelah semuanya itu berjalan, baru kemudian kecamatan juga harus melakukan hal yang sama. Bahkan ditargetkan tiap desa akan memiliki lahan percontohan kemandirian pangan dan energi untuk kemudian masyarakat melakukannya secara sadar.
Untuk percontohan di tiap kecamatan dan desa, Pemkab Kampar akan menganggarkannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2015.
Jika semuanya berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan swasembada pangan akan tercapai. Bahkan program ini bisa membawa Kampar menjadi daerah agrowisata sekaligus magnet bagi Provinsi Riau untuk menarik para wisatawan luar daerah bahkan mancanegara. Namanya Agrowisata 3 Zero.
Objek wisata yang didalamnya terdapat orang-orang berhasil, jutawan, bebas dari kemiskinan, pengangguran dna rumah kumuh.
Pusat Percontohan
Program peningkatan perekonomian menuju swasembada pangan yang dijalankan Pemkab Kampar juga menarik perhatian sejumlah pihak. Salah satunya adalah calon Bupati Kabupaten Rokan Hulu Suparman yang menyatakan akan menerapkan Program Kemandirian Pangan dan Energi itu jika terpilih sebagai Bupati Rokan Hulu pada Pemilihan Kepala Daerah Desember 2015.
"Program di Kampar sangat baik untuk diterapkan sebagai upaya mengubah pola tanam dan meningkatkan perekonomian masyarakat secara merata," kata Suparman yang juga Ketua DPRD Provinsi Riau.
Selama ini masyarakat terfokus pada kelapa sawit, padahal banyak jenis tanaman lain yang lebih bernilai ekonomi dan mendukung pemerintah untuk swasembada pangan.
Dia mengatakan, dalam Pilkada mendatang mengedepankan visi dan misi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dengan menerapkan berbagai program kemandirian salah satunya kemandirian pangan dan energi yang kini dijalankan Pemkab Kampar.
Begitu juga dengan Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar yang bahkan bersedia untuk datang mengunjungi lahan percontohan Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di kawasan P4S Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.
Menurut dia, program tersebut merupakan terobosan baru untuk mengubah pola tanam bagi tanaman kehidupan yang selama ini masyarakat masih terfokus pada kelapa sawit.
Pengamat lingkungan dari Universitas Riau Tengku Ariful Amri menyatakan pihaknya sangat tertarik dengan pengelolaan limbah ternak pada program tersebut.
"Ini merupakan program inovatif yang pantas ditiru karena baik untuk lingkungan namun tidak meninggalkan atau bahkan memberikan nilai ekonomi yang tinggi," katanya.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan pihaknya siap untuk membawa Kampar sebagai daerah percontohan jika program tersebut terlaksana sempurna.
"Jika program tersebut terbukti mampu menyejahterakan masyarakat kenapa tidak. Dan harus menjadi rujukan dan percontohan bagi daerah lainnya di Riau," katanya.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar ketika berkunjung ke Pekanbaru menjelaskan bahwa secara tidak langsung program pertanian dan peternakan serta pengelolaan limbah hewan ternak yang dijalankan Pemkab Kampar juga membuat daerah itu terbebas dari kebakaran hutan dan lahan.
"Ini patut menjadi model atau percontohan nasional. Sepantasnya ini yang dilakukan daerah lainnya," kata Siti Nurbaya yang juga berjanji akan menyampaikan program unggulan Pemkab Kampar itu ke Presiden Joko Widodo.
Jokowi juga sepantasnya berkunjung, blusukan ke kawasan P4S yang selama ini menajadi tiang pembangunan Program 3 Zero. Karena selama ini Kampar juga menjalankan program terintegrasi dengan Pemerintah Pusat untuk kedaulatan pangan.
Berita Lainnya
Muhammad Faisal : Kampar makin melaju menuju Indonesia Emas 2045
30 March 2024 10:03 WIB
Diduga rem blong, mahasiswa Unri tewas masuk jurang saat menuju lokasi KKN
09 July 2023 23:20 WIB
Pengendara dari Pekanbaru menuju Kampar harus tunjukkan bukti vaksin
30 December 2021 18:25 WIB
Legislator Riau desak perbaikan jalan menuju objek wisata Kampar
08 July 2020 19:56 WIB
376 Jamaah Haji Kampar Diberangkatkan Menuju Pekanbaru
27 September 2017 14:20 WIB
Kampar Bersiap Menuju Kabupaten Layak Anak 2017
03 May 2017 23:00 WIB
Kampar Menuju Swasembadaya Pangan
24 June 2015 12:51 WIB
Bupati Kampar: Limas Syarat Menuju Sukses
22 May 2015 14:19 WIB