Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru Amran Haris, mengatakan, pihaknya selama ini sudah menampung 553 orang imigan ilegal yang menyerahkan diri ke pihak keimigrasian di wilayahnya.
"Sebenarnya kita tidak menampung sementara, tetapi tidak bisa lagi ditampung di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), terpaksa nginap di kantor Imigrasi," katanya, saat menghadiri rapat Muspida dengan Walikota Pekanbaru, di Pekanbaru, Senin.
Dia memaparkan pihak Rudenim sudah kewalahan menampung kedatangan para imigran yang menyerahkan diri ini, sementara kapasitas tempat hanya 300 orang saja, sehingga pihaknya dengan terpaksa sesuai dengan instruksi Direktorat Jenderal Imigrasi Kanwil Riau untuk mencari "selter" tempat penginapan sementara.
"Dari 553 imigran itu terbanyak warga Afganistan, ada Iraq dan Palestina, mereka ini kaum minoritas di negaranya,"katanya.
Dia menjelaskan semua biaya menginap, makan para imigran tiga kali sehari di tanggung oleh "international Organization fo Migration" (IOM), sehingga pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak untuk menghalangi kedatangan mereka, karena sangat erat kaitannya dengan hubungan antara negara dan PBB.
"Kita sudah tampung mereka pada tiga tempat wisma Satria, Kup dan hotel Gina," katanya.
Masalahnya sekarang terang dia, ketiga tempat yang menjadi lokasi penampungan ini mulai membuat resah warga sekitarnya, karena di curigai keberadaan imigran yang bebas berkeliaran di Pekanbaru ini membawa pengarus sosial dan aliran baru bagi masyarakat dengan adanya isu kawin kontrak dan penyebaran ajaran agama syiah.
Diakui dia, kedatangan para imigran ini memang sementara menjelang adanya penempatan dan pengiriman ke rudenim yang masih ada tempat di beberapa provinsi. Namun belakangn jumlah mereka semakin membludak saja seiring penolakan Australia terhadap imigran.
"Kami sudah melakukan pengiriman ke beberapa provinsi seperti Surabaya, Pontianak, Semarang dan sebagainya, tetapi yang datang lebih banyak dari yang berangkat," katanya.
Maka dari itu, untuk sementara pihaknya sudah berkoordinasi dengan IOM akan mencarikan tempat lokalisasi bagi para Imigran ini sebelum mereka di proses oleh badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa "United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR)".
Dia juga meminta kepada Walikota Pekanbaru, agar mau membantu pihaknya menyediakan tempat yang bisa menampung seluruh imigran, agar mudah diawasi gerak geriknya. Karena guna menghindari konflik sosial dengan masyarakat Pekanbaru.
"Kalau pemko ada tempat yang tidak digunakan, kita minta bantuannya dan akan diusulkan sewanya ke IOM, karena mereka memiliki dana tidak terbatas untuk membiayai 500 lebih imigran ini," katanya. (KR-NTY)
Berita Lainnya
Imigrasi Selatpanjang telah keluarkan 425 e-paspor kurang dari satu tahun
24 April 2024 12:00 WIB
Izin Tinggal Peralihan jembatani proses transisi izin tinggal WNA di RI
23 April 2024 10:43 WIB
Imigrasi Selatpanjang sosialisasi paspor elektronik sambil berbagi takjil
23 March 2024 19:31 WIB
Konser kedua di Jakarta, Ed Sheeran gunakan Music Performer Visa
03 March 2024 19:08 WIB
Fasilitas TPI minim, Imigrasi Selatpanjang kewalahan atasi lonjakan penumpang rute Malaysia
22 February 2024 14:08 WIB
Imigrasi Selatpanjang bentuk forum humas, ini tujuannya
07 February 2024 15:14 WIB
Imigrasi Selatpanjang patroli ke Pulau Rangsang cegah imigran ilegal
31 January 2024 14:38 WIB
Ini fokus utama rapat pimpinan Imigrasi
31 January 2024 9:44 WIB