Jakarta (ANTARA) - Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed menilai adanya penciptaan 3,59 juta lapangan kerja baru menandakan ketangguhan ekonomi Indonesia.
"Pemerintah telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menciptakan atmosfer positif, di mana semakin banyak pekerjaan masuk ke pasar," kata Saeed dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Saeed menilai terciptanya 3,59 juta lapangan kerja baru selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025 merupakan pencapaian penting di tengah masa transisi kepemimpinan nasional menuju pemerintahan baru.
Menurutnya, pencapaian itu terjadi saat Indonesia mengalami peralihan kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto, masa yang biasanya rawan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka turun ke 4,76 persen, menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir, menunjukkan tren perbaikan kondisi ketenagakerjaan nasional secara konsisten.
Sebagian besar lapangan kerja yang tercipta bersifat penuh waktu, mengindikasikan peningkatan kualitas penyerapan tenaga kerja meskipun sektor informal masih mendominasi struktur ketenagakerjaan Indonesia.
Saeed menyatakan, keberhasilan pemerintah menjaga iklim ekonomi positif menjadi kunci meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan penguatan momentum pertumbuhan ekonomi nasional secara umum.
"Ini mendorong momentum ekonomi, dan yang terpenting, memperkuat pertumbuhan PDB di tingkat makro,” ujarnya.
Ia menyebut stabilitas ekonomi makro Indonesia tetap terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen dan kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia.
Menurutnya, angka pertumbuhan tersebut mencerminkan kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah dan efektivitas pengelolaan ekonomi selama masa transisi menuju pemerintahan baru.
Dengan proyeksi pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,5 persen tahun ini, Saeed optimistis konsumsi domestik dan investasi tetap menjadi pilar utama ekonomi Indonesia di tengah perubahan kepemimpinan.
“Indonesia tetap berada di lintasan pertumbuhan. Pemerintah berkomitmen penuh untuk menjaga kepercayaan ekonomi di tingkat makro,” kata Saeed.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 naik sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibandingkan Februari 2024.
Kepala BPS, Amelia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa peningkatan jumlah pengangguran itu sejalan dengan bertambahnya angkatan kerja sebesar 3,67 juta orang, sehingga totalnya menjadi 153,05 juta orang pada Februari 2025.
Amelia menerangkan bahwa angkatan kerja mencakup individu yang sudah bekerja maupun yang masih mencari pekerjaan atau menganggur.
“Namun, dari jumlah angkatan kerja tersebut tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang,” kata Amelia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Di sisi lain, data BPS menunjukkan penduduk yang bekerja per Februari 2025 juga mengalami peningkatan sebanyak 3,59 juta menjadi 145,77 juta orang.
Mayoritas penambahan pekerja ini berada pada status pekerja penuh yang mencapai 96,48 juta orang atau bertambah 3,21 juta orang dibandingkan Februari tahun lalu, diikuti pekerja paruh waktu sebanyak 37,62 juta orang atau naik 820 ribu orang.
Sementara itu, fenomena setengah pengangguran menurun menjadi 11,67 juta orang.