Jakarta (ANTARA) - Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) mengusulkan agar petugas haji perempuan jumlahnya diperbanyak pada penyelenggaraan ibadah haji tahun depan, mengingat keterwakilan perempuan dalam sejumlah layanan masih dinilai kurang.
"Yang menjadi konsen BP Haji itu terkait dengan petugas perempuan. Terus terang jumlah jamaah haji kita itu lebih besar jumlah perempuan," ujar Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Rabu.
Dahnil menyoroti bahwa jumlah pembimbing ibadah perempuan masih sangat terbatas dibandingkan pembimbing laki-laki. Hal ini dinilai menjadi tantangan tersendiri bagi kenyamanan dan pelaksanaan ibadah jamaah perempuan.
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, kata dia, jumlah jamaah perempuan mencapai sekitar 120 ribu orang. Karena itu keterlibatan petugas perempuan menjadi krusial.
"Agaknya perlu mulai dipikirkan pada periode-periode penyelenggaraan haji berikutnya itu adalah petugas, khususnya pembimbing ibadah perempuan," kata dia.
"Supaya kemudian mereka mendapat asistensi yang lebih, tidak dibimbing oleh pembimbing laki-laki. Dan mereka akan lebih nyaman apabila pembimbingnya itu perempuan," kata Dahnil.
Dahnil juga menyampaikan bahwa BP Haji akan mendorong konsep "Haji Ramah Perempuan dan Lansia" sebagai arah kebijakan strategis ke depan.
Ia menekankan bahwa penyelenggaraan haji pada masa mendatang, khususnya tahun 2026, harus lebih mengafirmasi hak-hak ibadah perempuan.
"Bukan cuma ramah lansia seperti nomenklatur yang selama ini digunakan oleh teman-teman di PHU (Penyelenggara Haji dan Umrah)," kata dia.
Baca juga: Menag Nasaruddin Umar sebut perlu kolaborasi multipihak cegah haji ilegal
Baca juga: Kemenag: Seluruh asrama haji di Tanah Air siap digunakan untuk musim haji 2025