Tarif jalan tol ruas Jakarta-Tangerang naik mulai Sabtu pukul 00.00 WIB

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, IBL

Tarif jalan tol ruas Jakarta-Tangerang naik mulai Sabtu pukul 00.00 WIB

Sejumlah suporter memberi semangat tim Kesatria Bengawan Solo saat melawan tim Bima Perkasa Jogja pada pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2025 di GOR Pancasila, UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (19/1/2025). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa format pertandingan kandang-tandang (home-away) berpotensi membangkitkan ekonomi daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan.

Menurut dia, penyelenggaraan pertandingan IBL tidak hanya berdampak kepada pengelola klub, tetapi bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari pelaku usaha di daerah tempat event atau pertandingan berlangsung.

"Bila ekosistem IBL terbangun dengan konsisten dan berkelanjutan, maka juga bisa berdampak untuk aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari penjualan merchandise seperti jersey dan lain-lain terkait klub maupun pemain bintang di tim," kata Junas di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, manajemen IBL senantiasa membantu para pengelola klub untuk membangun ekosistem industri olahraga yang konsisten, sehingga aktivitas perekonomian daerah juga bisa ikut bertumbuh.

Minat pecinta olahraga basket di Indonesia untuk menonton langsung pertandingan di lokasi, lanjut dia, memang belum setinggi penonton liga bola basket Amerika Serikat atau NBA, tetapi tren penonton IBL terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dirinya optimistis ke depan bisa semakin membudaya.

Berdasarkan data IBL, jumlah total penonton di stadion dengan rentang usia remaja dan dewasa sudah mencapai ratusan ribu, sejak format kandang-tandang pertama kali diterapkan pada IBL 2024.

Lebih lanjut dia menjelaskan, angka itu akan terus bertumbuh seiring dengan kolaborasi antara pengelola klub, pemerintah daerah, swasta, dan komunitas bola basket yang ada di daerah atau tempat penyelenggaraan pertandingan.

Ia mencontohkan, di Amerika Serikat atau NBA, jika ada pertandingan, maka animo masyarakat tinggi untuk hadir menonton langsung di lapangan.

Fakta itu membuktikan bahwa ekosistem olahraga khususnya dalam membangun minat masyarakat sudah terbangun, sehingga seperti ada yang menggerakkan masyarakat secara otomatis untuk datang ke stadion atau membuat nonton bareng.

Junas menambahkan, sedikitnya ada tiga hal yang harus dilakukan guna mendorong masyarakat agar mau menonton langsung pertandingan bola basket, seperti laga sepak bola yang sudah lebih familier di Indonesia.

Langkah pertama, yaitu pembangunan atau pembenahan infrastruktur olahraga seperti gedung olahraga (GOR), sehingga bisa meningkatkan minat penonton untuk datang.

Kemudian, yang kedua adalah menciptakan suasana yang aman dan nyaman saat penyelenggaraan pertandingan.

"Sedangkan yang ketiga harus ada local hero atau sosok yang diciptakan, guna membangkitkan rasa bangga atau kedekatan emosional dengan pelaku olahraga yang akan ditonton," ujar Dirut IBL sejak 2019 itu.

Bila ketiga hal itu dilakukan dengan konsisten, tambah dia, maka ekosistem industri olahraga akan terbangun, sehingga ikut mendongkrak aktivitas ekonomi daerah.

Selain itu, dari sisi prestasi juga akan terdongkrak dengan baik karena mendorong adanya regenerasi atlet, serta menumbuhkan pembinaan pemain bola basket sejak dini.