BNPB Siapkan Rp355 Miliar Antisipasi Karhutla

id bnpb siapkan, rp355 miliar, antisipasi karhutla

BNPB Siapkan Rp355 Miliar Antisipasi Karhutla



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasi dana sekitar Rp355 miliar untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sembilan provinsi, khususnya di Provinsi Riau yang kini mulai dilanda kebakaran selama beberapa hari terakhir.

"BNPB menyiapkan dana siap pakai Rp355 miliar antisipasi kebakaran hutan dan lahan tersebut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam pernyataan pers kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan, BNPB bersama kementerian, lembaga dan BPBD telah melakukan antisipasinya khususnya di sembilan provinsi yang rawan terjadi kebakaran di lahan gambut basah. Daerah itu antara lain, Provinsi Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selaran, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Menurut dia, ancaman bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau makin nyata. Pantauan titik panas (hotspot) hasil pencitraan satelit pada Senin (23/6), lanjutnya, menunjukkan di Riau terdeteksi sebanyak 236 titik.

Titik panas tersebar di Kabupaten Bengkalis 46 titik, Kampar (17), Kuantan Singingi (10), Kota Dumai (29), Kabupaten Pelalawan (19), Rokan Hilir (97), Rokan Hulu (11), dan Siak (7).

"Antipasi dan pemadaman api harus terus dilakukan secara total," katanya.

Ia mengatakan pemerintah pusat dan daerah harus mengambil pelajaran dari dampak El Nino tahun 1997 di Indonesia yang sangat besar. Saat itu El Nino mengakibatkan kekeringan, Karhutla yang luas, krisis pangan, dan krisis energi serta makin memicu krisis ekonomi dan politik.

"Daerah hutan dan lahan gambut yang terbakar saat itu 2,12 juta hektar dengan emisi karbon 0,81-2,57 PgC atau setara 13¿40 persen emisi kebakaran hutan dunia. Dampak yang luar biasa menyumbangkan emisi gas rumah kaca ke atmosfir," ujarnya.

Menurut dia, BMKG memprediksi El Nino tahun ini hingga 2015 bersifat "moderate", ditandai dengan adanya indikator suhu muka laut di Pasifik menunjukkan fenomena yang sama dengan kejadian El Nino tahun 1997. Dampaknya, wilayah Indonesia adalah kemarau panjang dan kering.

Khusus Riau, Sutopo mengatakan dampak negatif Karhutla juga sangat massif. Dampak bencana asap akibat Karhutla di Riau selama 26 Februari hingga 4 April 2014, mengakibatkan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai Rp20 triliun.

Selain itu, kerusakan ekosistem juga besar karena 2.398 hektare hutan cagar biosfer terbakar, 21.914 hektare lahan terbakar, 58.000 orang terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), sekolah diliburkan, dan hampir enam juta jiwa terpapar asap.

Bahkan, untuk mengatasi kebakaran di Riau saat itu BNPB telah mengeluarkan Rp134 miliar, mengerahkan 4.931 personil gabungan, 11 helikopter dan pesawat.

Karena itu, ia mengatakan kepada Wali kota dan Gubernur tetap sebagai penanggung jawab dalam mengantisipasi bencana. Saat ini tiga helikopter yaitu Bolco, Kamov dan Sikorsky telah ditempatkan di Riau untuk pemadaman api dan asap.

"Modifikasi cuaca dengan pesawat Casa dan Hercules juga masih beroperasi, helikopter MI-8 telah ditempatkan di Palembang dan Palangkaraya, serta 2.500 personil TNI dan Polri siap dimobilisasi jika diperlukan," katanya.