Tolak relokasi Pasar Menggala Sakti, warga dan massa di Rohil nyaris bentrok

id Polres Rohil

Tolak relokasi Pasar Menggala Sakti, warga dan massa  di Rohil nyaris bentrok

Aksi barisan Emak emak mengawal lalu lintas di Pasar Menggala Sakti dan menyambut dengan riang ketika pedagang memasuki pasar, Kamis (3/10/24) pagi.

Dumai (ANTARA) - - Bentrok dua kelompok warga nyaris pecah di lokasi Pasar Tradisional KM 25 Kepenghuluan Menggala Sakti Kecamatan Tanah Putih antara yang pro dan menolak relokasi pedagang, Kamis (3/10) dini hari.

Rencana Pemerintah Kepenghuluan Menggala Sakti Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir merelokasi pedagang pasar Tradisional KM 25 mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat, pedagang dan pengelola.

Pemantauan, sejak pukul.04.00 Wib dua kelompok warga sudah berkumpul di dua sisi Jalan Lintas Menggala karena didapat informasi bahwa Pemkep Menggala Sakti menurunkan Satpol PP untuk memindahkan pedagang ke lokasi pasar baru di Menggala Satu atau berjarak 1,5 kilometer.

Belasan aparat gabungan TNI Polri terlihat juga sudah siaga di lokasi pasar dikelola Yayasan Al Muhajirin ini.

Nyaris terjadi ricuh dipicu sejumlah oknum berpakaian bebas melarang pedagang masuk ke lokasi pasar, namun dicegah oleh warga tempatan sehingga terjadi aksi dorong.

Beruntung cepat ditengahi aparat kepolisian dan TNI bersama sejumlah tokoh masyarakat memisahkan dua kelompok ini.

Pemandangan menarik ketika belasan Emak emak mengambil alih jalur masuk pasar dan bersorak gembira sambil tepuk tangan menyambut mobil pedagang masuk dari Kecamatan Ujung Tanjung, Duri Bengkalis dan Kecamatan Pujud.

Hingga pukul 07.30 Wib, warga dan barisan Emak emak masih berkumpul menyambut pedagang masuk dan memastikan tidak ada intervensi dari kelompok yang mendukung relokasi pasar.

Seorang tokoh masyarakat dan perwakilan pengelola pasar Hasan Usman menenangkan situasi dan meminta dua kelompok untuk menahan diri. Kepada pedagang diberi kebebasan mau berdagang di Pasar Menggala Sakti atau pasar baru yang dibangun Kepenghuluan Menggala Sakti.

"Biarkan pedagang yang memilih mau jualan dimana. Jangan ada keributan dan mengarahkan pedagang," kata Hasan Usman.

Seorang warga lanjut usia sempat menangis karena Pasar Menggala Sakti ini sangat sejarah dan sudah puluhan tahun berjalan.

"Tak kuat kaki saya berjalan ke pasar baru disana, tolonglah jangan dipindahkan pasar ini karena kami sudah berpuluh tahun belanja kebutuhan harian disini," kata warga lansia tersebut.

Plt Kapolsek Tanah Putih Polres Rohil AKP RH Siregar memastikan situasi sudah aman terkendali dan aktivitas jual beli masyarakat di pasar mingguan tersebut normal tanpa ada gangguan.

Dikatakan, kehadiran polisi ke lokasi Pasar Menggala Sakti ini karena diminta mengamankan kegiatan Satpol PP Kabupaten Rohil yang akan melakukan penertiban pasar.

"Kami hanya mengamankan kegiatan Satpol PP yang akan menertibkan pasar. Aktivitas jual beli pasar bisa dipastikan aman terkendali dan normal," kata Kapolsek RH Siregar kepada wartawan.

AKP RH Siregar juga membantah isu dihembuskan pemerintah kepenghuluan bahwa Pasar Menggala Sakti ini sering terjadi aksi copet dan kecelakaan lalu lintas.

Menurutnya, aksi pencopetan pernah terjadi pada saat hari pasar di bulan puasa beberapa waktu lalu, sedangkan kecelakaan jarang terjadi karena lalu lintas jalan yang padat membuat laju kendaraan melambat.

Diketahui, Pasar KM 25 merupakan pasar swasta dan sudah beroperasi puluhan tahun di bawah naungan Yayasan Al Muhajirin. Sejak dijalankan, pengelola pasar mendukung penuh kegiatan belajar mengajar madrasah ibtidaiyah, madrasah tsamawiyah dan madrasah aliyah.

Namun sejak ada rencana Pemerintah Kepenghuluan Menggala Sakti memindahkan pedagang ke lokasi pasar baru, mulai timbul keresahan dan kekhawatiran para pedagang dan warga setempat.

Perwakilan pengelola Hasan Usman dengan tegas menolak relokasi ini karena dari kepenghuluan belum pernah mengajak duduk dan mensosialisasikan rencana tersebut, baik ke pedagang, pengelola maupun masyarakat.

Relokasi dengan alasan sering terjadi kemacetan di jalan dan keamanan akibat aksi copet di pasar, menurut Hasan bisa ditangani oleh pengelola bersama pedagang yang sudah sepakat untuk lebih tertib.

Ditambahkan Hasan, penolakan relokasi lantaran tidak pernah ada musyawarah antara pedagang, masyarakat serta pengelola pasar dengan pihak pemerintah.

Klaim dari Kepenghuluan Menggala Sakti telah mengundang pengelola untuk musyawarah, dibantah oleh Hasan karena undangan diterima untuk pembentukan panitia pasar yang baru, bukan terkait relokasi.

"Penghulu tidak pernah mengadakan musyawarah, yang ada itu adalah undangan pembentukan panitia pengurus pasar karena sudah jadi, makanya saya tidak pergi," ungkap Hasan Usman kepada wartawan baru ini.