BI: Jumlah uang beredar tumbuh capai Rp8.973,7 triliun pada Agustus 2024

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, BI

BI: Jumlah uang beredar tumbuh capai Rp8.973,7 triliun pada Agustus 2024

Petugas menyusun uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengatakan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.973,7 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen year on year (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menuturkan capaian tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6 persen (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,6 persen (yoy)," kata Erwin di Jakarta, Senin.

Perkembangan M2 pada Agustus 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 10,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,7 perse(yoy).

Tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 12,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 15,9 persen (yoy).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 0,1 persen (yoy) pada Juli 2024.

Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Baca juga: Nilai tukar rupiah berpotensi menguat dipengaruhi peluang pemangkasan BI-Rate

Baca juga: Nilai tukar rupiah naik di tengah proyeksi penurunan kembali FFR hingga akhir 2024