Pekanbaru (ANTARA) - Managing Director Royal Golden Eagle (RGE), Anderson Tanoto menjadi pembicara dalam sesi pleno bertajuk “Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions” pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (5/9).
Sesi itu digelar karena sektor swasta memainkan peran krusial dalam transisi energi dan ekonomi hijau yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim dan mempercepat pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.
Anderson Tanoto dalam sesi tersebut, memaparkan upaya yang telah dilakukan grupnya dalam mendukung transisi global ini. RGE dikenal sebagai grup yang mengelola perusahaan-perusahaan manufaktur global berbasis sumber daya alam, dengan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Semua inisiatif keberlanjutan RGE sejalan dengan visi 2030 yang diimplementasikan di setiap unit bisnisnya.
Anderson memberikan contoh unit bisnis APRIL Group yang memproduksi pulp, kertas, dan kertas kemasan di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau. APRIL menggunakan energi bersih dan terbarukan dari instalasi proyek tenaga surya dan mengolah sisa buangan produksi menjadi energi biomassa.
“Saat ini, lebih dari 88 persen kebutuhan energi APRIL di Riau dipasok dari sumber energi bersih dan terbarukan dan kami terus berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan yang berasal dari energi bersih dan terbarukan,” ujar Anderson di panel.
Sampai tahun 2030, APRIL menargetkan penggunaan sumber energi bersih dan terbarukan sebesar 90 persen. Langkah ini didukung oleh rencana peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dari 26 MW menjadi 50 MW. Instalasi ini dilakukan di atas landfill tertutup, menjadikan APRIL sebagai perusahaan pertama yang menerapkannya di Indonesia.
Anderson juga mencontohkan bahwa unit bisnis RGE lainnya, Asian Agri, mengelola 11 pabrik biogas yang dapat mengolah limbah pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent atau POME) menjadi energi terbarukan. Energi terbarukan ini tak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan operasional di Sumatra Utara, Riau, dan Jambi, namun juga dipasok ke masyarakat sekitar. Total potensi produksi listrik dari energi terbarukan ini mencapai 20 MWh.
Dengan luasnya penggunaan lahan di Indonesia, kata Anderson, sektor swasta perlu berfokus pada traceability (jejak rantai pasok), recyclability (kemampuan mendaur ulang), dan pengelolaan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan konsep “production-protection” yang dijalankan RGE, yaitu memproduksi sekaligus melindungi lahan pada lanskap yang sama.
“Investasi pada ekonomi hijau sebetulnya menguntungkan sektor swasta karena akan berdampak lebih besar untuk mendukung bisnis yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Hal tersebut juga digarisbawahi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pembukaan acara ISF 2024. Presiden menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, bahkan mencapai lebih dari 3.600 GW dan terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain.
“Untuk memaksimalkan terciptanya akses energi hijau yang lebih terjangkau, Indonesia sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dalam investasi hijau dengan negara lain, terutama dalam menciptakan akses energi hijau,” ungkapnya.
Berita Lainnya
Indonesia dan Eswatini sepakati perjanjian bebas visa dinas dan diplomatik di IAF
07 September 2024 12:07 WIB
Presiden Jokowi di ISF pamer RI punya PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara
05 September 2024 10:39 WIB
Dion Wiyoko dan Chelsea Islan ditunjuk jadi duta ISF gaungkan isu keberlanjutan
29 August 2024 15:54 WIB
RGE Founder's Day, Berikut rangkaian aksi Apical Dumai untuk masyarakat dan iklim
14 September 2024 9:04 WIB
RGE selenggarakan e-workshop terkait mobile journalism
09 July 2024 20:36 WIB
RGE Founder's Day di Pangkalan Kerinci Kota, RAPP gelar bakti sosial
29 November 2023 10:02 WIB
Petani Penajam mampu panen semangka 25 ton per hektare saat kemarau
26 November 2023 9:03 WIB