Hajar tetangga demi tagih utang untuk keperluan anak, pria di Pekanbaru akhirnya bebas

id Restorative justice,Kejari Pekanbaru

Hajar tetangga demi tagih utang untuk keperluan anak, pria di Pekanbaru akhirnya bebas

Syamsurizal yang akhirnya menghirup udara bebas usai jadi tersangka penganiayaan (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Perkara penganiayaan yang menjerat ayah dari tiga anak bernama Syamsurizal akhirnya dihentikan penuntutannya melalui mekanisme restorative justice (RJ), Rabu.

"Hari ini kita menyerahkan Surat Ketetapan Penyelesaian Perkara berdasarkan keadilan restoratif. Sebelumnya perkara ini dilakukan penyidikan di Polsek Rumbai. Selanjutnya kita P-21-kan, lalu kita upayakan RJ," terang Kepala Seksi (Kasi) Pidana Umum (Pidum) Kejari Pekanbaru M Arief Yunandi.

Dijelaskannya, Syamsurizal diduga melakukan penganiayaan terhadap teranggnya, Zulkarnain Siregar. Peristiwa ini dipicu oleh masalah utang yang tak kunjung selesai.

"Pada 8 Agustus kemarin kita lakukan mediasi. Alhamdulillah, korban dan tersangka sudah menerima dan mau berdamai," kata Arief.

Pada Selasa (20/8) lalu, dilakukan ekspos dengan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung, Nana Mulyana. Hasilnya permohonan penghentian penuntutan perkara berdasarkan keadilan restoratif disetujui.

"Ke depannya diharapkan kepada Pak Syamsurizal tidak mengulangi perbuatannya lagi dan bisa kembali ke masyarakat," tambahnya.

Syamsurizal menyambut bahagia dan haru atas kebijakan Korps Adhyaksa tersebut. Didampingi sang istri, Syamsurizal mengucapkan terima kasih.

Tampak istri dan anak Syamsurizal menyambut kembalinya pria tiga anak tersebut dengan tangis haru.

"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Jaksa yang telah membantu saya. Dalam program RJ ini saya bisa pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga," singkat Syamsurizal.

Di tempat yang sama, Kasubsi Pratut Pidum Kejari Pekanbaru Senator Boris Panjaitan mengatakan persoalan itu bermula dari pinjaman uang yang dilakukan Zulkarnain kepada Syamsurizal beberapa kali.

Namun, janji untuk mengembalikan uang tersebut tak kunjung ditepati. Hal ini membuat Syamsurizal terus menagih utangnya.

Puncaknya, pada 3 Juni 2024, Syamsurizal mendatangi rumah Zulkarnain untuk menagih kembali uang yang dipinjamkan untuk membayar uang sekolah anaknya. Namun, perdebatan terjadi karena Zulkarnain justru mengaku Syamsurizal yang memiliki utang padanya.

"Emosi yang tak terkendali membuat Syamsurizal melayangkan pukulan ke wajah Zulkarnain hingga mengalami luka robek di bagian mata," ujar Boris yang juga bertindak sebagai Jaksa Fasilitator.

Tak terima akan hal tersebut, Zulkarnain kemudian membuat laporan ke Polsek Rumbai.