Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan pihak terkait dapat mengupayakan langkah-langkah inovatif dalam menangkal serangan siber.
"Upayakan langkah-langkah inovatif dan komprehensif yang dapat menjadi 'vaksin' bagi semua serangan siber. Hilangkan sekat-sekat birokrasi yang kaku, karena kita semua bekerja dalam kerangka NKRI," kata Wapres di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya secara virtual di acara Seminar Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Pendidikan Reguler Ke-33 Tahun 2024.
Dalam pidato kuncinya tersebut, Wapres Ma'ruf juga menekankan pentingnya untuk cepat tanggap dalam menghadapi aduan masyarakat. Sikap ini harus dipedomani oleh anggota Polri di seluruh tingkatan.
"Tingkatkan kemampuan SDM aparatur di bidang siber agar lebih responsif dan tanggap atas laporan masyarakat. Latih personel Polri dari tingkat mabes sampai ke tingkat polsek dengan melibatkan unsur-unsur terkait," ujar Wapres.
Wapres mengingatkan bahwa sebagai institusi yang menjalankan fungsi pengamanan dan pengaturan masyarakat agar tercipta situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban, Polri harus dapat menerima masukan masyarakat yang dilayaninya. Hal ini semata untuk terus meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik terhadap Polri.
"Dengarkan saran kritik masyarakat dan tindaklanjuti secara nyata sesuai dengan prosedur yang ada. Aspirasi masyarakat merupakan dorongan untuk memberikan pelayanan keamanan dan ketertiban yang lebih baik lagi di masa mendatang," tuturnya.
Mengakhiri pidatonya, Wapres Ma'ruf berharap agar seminar tersebut dapat merumuskan sejumlah terobosan pemikiran yang segera diaplikasikan secara menyeluruh dalam peningkatan keamanan siber di Indonesia.
"Semoga seminar ini menghasilkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam penanganan kejahatan siber, mulai dari fase preemtif, preventif, hingga penindakan," ucap Wapres.
Sementara itu, Kepala Sespim Lemdiklat Polri Irjen Polisi Chryshnanda Dwilaksana menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga dalam menjawab berbagai tantangan pada era digital.
Ia menyebut bangsa Indonesia juga masih menghadapi kerawanan siber akibat penggunaan aplikasi dari luar.
"Pada era digital saat ini permasalahan akan semakin berkembang, oleh karena itu harus ada ketentuan dalam dunia virtual. Kita semua paham, kita masih menggunakan sistem aplikasi yang belum berdaulat dan penuh kerawanan. Oleh karena itu, sinergi para pemangku kepentingan sangat penting," jelasnya.
Chryshnanda menuturkan bahwa SDM adalah aset utama bangsa yang pada era digital saat ini diharapkan piawai dalam network IoT (Internet of Things).
Melalui kegiatan ini, peserta juga diharapkan mampu memahami dan membangun sebuah sistem mutakhir yang dapat diandalkan dalam pelayanan masyarakat yang berbasis data.
Baca juga: Wapres tegaskan ekonomi dan keuangan syariah bukan hanya untuk umat Islam
Baca juga: Wapres sarankan pendekatan menyeluruh terkait kebijakan alat kontrasepsi remaja