Pekanbaru (ANTARA) - Penjabat Gubernur Riau SF. Hariyanto mengatakan cakupan prevalensi stunting di daerah itu berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 adalah 13,6 persen yaitu berada pada peringkat ketiga terendah nasional setelah Jambi 7,2 persen dan Bali 13,5 persen.
"Cakupan prevalensi stunting untuk Riau tersebut berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan tahun 2024," kata SF. Hariyanto di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan cakupan prevalensi stunting Riau tahun 2023 itu jauh dari rata-rata angka stunting nasional pada tahun yang sama yakni 21,5 persen. Penurunan stunting Riau tahun 2024 signifikan jika dibandingkan tahun 2022 di angka 17 persen.
"Capaian prevalensi Riau tahun 2023 sebesar 13,5 persen justru lebih rendah dibanding target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen," katanya.
Hariyanto menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Riau masih akan melakukan pengecekan lebih lanjut untuk mendapatkan kepastian terhadap kondisi stunting di kabupaten/kota. Termasuk menginventarisasi daerah-daerah dengan angka stunting yang masih tinggi.
Ia menyebutkan capaian prevalensi stunting di Kabupaten Kampar sangat memuaskan, atau mencapai 14,5 persen artinya masih ada perjuangan lagi agar bisa mencapai target 14 persen ditetapkan Presiden Jokowi.
"Karena itu kita akan terus memperdalam pendataan dan terhadap daerah dengan angka stunting yang masih tinggi maka Pemerintah Kabupaten Kampar akan lebih fokus untuk melakukan intervensi," katanya.