150 personel cari korban banjir hilang Pesisir Selatan

id Basarnas Padang, banjir bandang, tanah longsor, Pesisir Selatan, Sumatera Barat

150 personel cari korban banjir hilang Pesisir Selatan

Salah satu rumah warga di kawasan Kurao Pagang, Nanggalo, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) digenangi banjir pada Jumat (8/3) pagi. (ANTARA/Fathul Abdi)

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 150 personel tim SAR gabungan diterjunkan untuk fokus mencari para korban banjir bandang dan tanah longsor yang dilaporkan hilang di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Kepala Kantor Basarnas Padang Abdul Malik dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan pada operasi pencarian hari ketiga setelah bencana ini, personel disebar untuk melakukan penyisiran pada aliran sungai dan tebing perbukitan di tiga wilayah.

Dalam peta perencanaan operasi, tim SAR gabungan itu akan melakukan penyisiran ke Sungai Batang Tarusan, Muara Sungai Batang Bayang dan perbukitan yang terjadi tanah longsor di Langgai, Kecamatan Sutera.

Ketiga lokasi tersebut menjadi wilayah utama penyisiran, karena petugas menerima cukup banyak laporan korban hilang.

Setidaknya hingga Minggu pagi ini, ada lima orang korban yang hilang, tiga korban longsor di Langgai, Kecamatan Sutera, satu orang di Sungai Batang Tarusan, dan satu orang korban Muara Sungai Batang Bayang.

"Dengan demikian, hingga Minggu pagi ini tercatat ada 23 korban, 18 orang diantaranya meninggal dunia, dan lima orang masih dalam pencarian," ujarnya.

Ratusan personel yang berasal dari satuan Kantor Basarnas Kota Padang, Medan, Bengkulu, dan Jambi tersebut masing-masing diterjunkan dengan membawa peralatan lengkap, termasuk alat sonar panas tubuh dan perangkat pesawat tanpa awak (drone).

Selanjutnya, operasi pencarian ini juga melibatkan seluruh personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, Damkar Pesisir Selatan dan kabupaten sekitarnya, serta beberapa anggota relawan dari mahasiswa pencinta alam (Mapala) Universitas Andalas.

Dengan kelengkapan personel dan berbekal peralatan yang tergolong canggih tersebut, diharapkan para korban yang hilang bisa cepat ditemukan dalam apapun kondisinya.

Ia mengimbau kepada warga yang merasa keluarga atau rekan dan sanak saudaranya hilang setelah bencana untuk dapat segera melapor ke petugas di lapangan, sehingga bisa di data dan menunjang kelancaran proses pencarian dan evakuasi.