Jakarta (ANTARA) - Politik tidak boleh menghalangi solidaritas dunia untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menjadi salah satu pembicara bersama Menteri Luar Negeri Irlandia Micheál Martin dan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly pada High-level Side Event: Global Solidarity with Afghan Women and Girls serta Women's Forum on Afghanistan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (19/9).
"Karena di atas politik, masih ada kemanusiaan,” kata Retno, saat menyampaikan pernyataannya sebagaimana ditayangkan dalam YouTube MoFA Indonesia.
Taliban untuk kedua kalinya mengambil alih Afghanistan dari pemerintahan sah pada Agustus 2021. Sejak saat itu, Pemerintah Taliban terus memberlakukan rangkaian peraturan ketat, termasuk melarang anak-anak perempuan bersekolah dan wanita bekerja di ruang publik.
Retno mengatakan situasi perempuan di Afghanistan sudah sangat mengkhawatirkan, dengan 80 persen anak perempuan tidak dapat bersekolah imbas pembatasan yang diberlakukan Taliban. Perempuan juga dilarang bekerja untuk PBB dan organisasi-organisasi non-profit internasional lainnya.
Melihat kondisi seperti itu, Retno mengatakan bahwa Indonesia –yang tidak mengakui pemerintahan Taliban– meyakini satu-satunya cara untuk membantu warga Afghanistan adalah dengan berempati dan memberikan dukungan nyata serta mengesampingkan kondisi politik yang ada di negara itu.
"Apakah kita akan membiarkan politik menghalangi kita untuk membantu Afghanistan? Atau kita akan mengulurkan tangan, bagaimana pun kondisi politik yang ada?” katanya.
Retno menyebut Indonesia telah berupaya untuk berkontribusi memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan melalui bantuan kemanusiaan, pemberian beasiswa dan pelatihan, serta komunikasi antar ulama Indonesia dan Afghanistan.
Selain bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pangan dan nutrisi yang telah dikirim pada Januari lalu, Indonesia juga akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan yang sedang dilanda endemi polio.
Retno menambahkan, selama ini Indonesia sangat aktif melakukan komunikasi antar ulama dengan berbagi praktik-praktik baik (best practices) kepada ulama-ulama Afghanistan tentang pendidikan inklusif bagi perempuan.
"Karena mereka menilai bahwa Indonesia merupakan contoh yang baik bagi sebuah negara (berpenduduk mayoritas) Muslim, di mana kesetaraan gender berjalan baik, dan di mana perempuan mendapat akses pendidikan yang sama dengan laki- laki,” kata Retno saat menyampaikan keterangan pers yang ditayangkan melalui YouTube MoFA Indonesia.
Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi sebut Deklarasi Havana tekankan peran Iptek, inovasi capai SDGs
Baca juga: Menlu Retno Marsudi sampaikan komitmen ASEAN capai SDGs
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB