Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan sungai berkelanjutan dalam rangka penyediaan air yang berkualitas.
"Peningkatan kebutuhan air berdampak pada sungai sebagai sumber daya alam, oleh karena itu sungai mengambil peran yang sangat penting. Sungai merupakan arteri penting yang memberikan kehidupan pada ekosistem dan masyarakat di sekitarnya," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah di acara Hari Sungai Nasional, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan bahwa pada Hari Sungai kali ini, pihaknya ingin menegaskan dan mengingatkan kembali di antara semua pihak, tidak hanya generasi yang sekarang memegang amanah, namun juga kepada generasi-generasi baru.
"Kita telah melakukan banyak perubahan, namun kita harus tetap bergandeng tangan menyelesaikan masalah demi masalah untuk menghadirkan sungai yang berkelanjutan," katanya.
Kebutuhan air global meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan populasi dan industri, namun ketersediaan air berkualitas semakin sulit tentu tidak semata-mata karena degradasi lingkungan dan perubahan iklim, namun juga karena perilaku individu.
Sungai menjadi penghubung daratan dengan laut, sehingga kebersihan dan kelestarian sungai berdampak langsung pada kualitas air dan ekosistem laut.
Pencemaran air yang terjadi baik pada sungai maupun laut salah satunya diakibatkan oleh sampah baik sampah domestik maupun industri.
Jika tidak ada upaya konservasi dan pengelolaan yang tepat, sungai semakin tercemar dan akan mengancam keberlanjutan sumber daya air secara keseluruhan.
Kementerian PUPR bersama delapan kementerian/lembaga yang tergabung dalam Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) serta sejumlah pihak terkait memperingati Hari Sungai Nasional dengan melaksanakan Kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai Ciliwung pada Kamis.
Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari rangkaian acara Menuju 10th World Water Forum yang akan digelar di Bali pada tahun depan. World Water Forum merupakan forum terbesar di dunia tentang air.
Dengan adanya Hari Sungai Nasional serta Kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai ini, masyarakat diharapkan lebih peduli dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai-sungai di Indonesia.
Selain itu, adanya Hari Sungai Nasional ini juga diharapkan tidak hanya membantu pemerintah, namun juga bergandengan tangan dalam melakukan proses "penyembuhan" dan pemulihan pada sungai-sungai yang rusak dan tercemar di Indonesia.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjawab amanah Peraturan Presiden (Perpres) 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, yang mana sampah laut mencakup limbah yang berasal dari daratan, badan air, dan pesisir yang mengalir ke laut, serta sampah yang dihasilkan dari kegiatan di laut.
Pengelolaan sampah yang bersumber dari daratan menjadi salah satu fokus utama dalam upaya untuk mengatasi pencemaran sungai dan laut.
"Kita memang memulainya di sungai-sungai yang mungkin jauh dari laut, tetapi sungai akan tetap bermuara ke laut. Oleh karena itu, membersihkan sungai, juga akan membersihkan laut-laut kita," kata Mohammad Zainal Fatah.
Baca juga: Kapal pembawa sembako terbakar di perairan Tanjung Buton
Baca juga: Misteri hilangnya bocah tenggelam di Sungai Inhil