Pekanbaru (ANTARA) - Ingat masa-masa menjadi murid dulu, bagi saya pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang paling membosankan. Setiap masuk kelas selalu diminta menghafal rumus. Tidak hanya bosan, saya juga jadi takut. Bagaimana tidak takut, guru saya dulu terkesan galak karena setiap saya ditanya dan saya tidak dapat menjawab maka ujung-ujungnya saya dimarahi. Coba diingat-ingat, ada yang sama dengan saya?
Sekarang setelah menjadi guru, saya terus berpikir bagaimana caranya membuat strategi belajar matematika yang menyenangkan bagi murid. Saya juga bertekad akan memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid tanpa pemaksaan murid menjadi pintar, karena setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Dan tentu saja, saya ingin mereka tidak bosan dan bebas dari rasa takut.
Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi pembelajaran dalam belajar matematika menggunakan metode bernyanyi. Murid cenderung menyukai pelajaran kesenian bernyanyi. Sehingga diharapkan dengan memasukkan unsur ini, murid mampu memahami materi tanpa rasa takut.
Saya Amelia Madona, S.Pd. guru kelas VI di SD Negeri 15 Pekanbaru Provinsi Riau merupakan fasilitator daerah Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran). Tanoto Foundation Pekanbaru, koordinator Guru Penggerak angkatan 4 Kota Pekanbaru dan saat ini saya juga lulusan menjadi Pengajar Praktik Angkatan 9. Saya akan bercerita tentang praktik baik yang sudah diiplementasikan di kelas VI SDN 15 Pekanbaru yang merupakan sekolah mitra Tanoto Foundation Program PINTAR.
Untuk memulai belajar matematika menyenangkan di kelas, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Untuk menyusun tahapan-tahapan ini, guru perlu menyusun pertanyaan, misalnya: Apa yang suka dilakukan murid saat mereka merasa bosan mengikuti proses pembelajaran matematika? Apa yang biasanya murid senang lakukan atau yang membuat mereka aktif berpartisipasi? Dan Apa yang menarik dari materi yang akan guru berikan? Karena saya mengajar topik bilangan bulat, maka saya mencari hal menarik dari materi bilangan bulat.
Dari pertanyaan yang disusun, saya menemukan bahwa peserta didik saya senang bernyanyi. Maka saya mengajak mereka bernyanyi lagu yang viral pada waktu itu, yaitu "Bang Toyib". Mereka pun bersorak kegirangan. Selanjutnya murid membuat lirik lagu yang sesuai dengan materi bilangan bulat positif dan negatif. Saya bisa melihat semangat mereka dalam proses ini. Tidak hanya menciptakan lirik, tetapi juga gerakan yang sesuai dengan lirik lagu tersebut. Itulah yang disebut trik kabel dagu, kegiatan belajar dengan lagu.
Keseruan belajar matematika tak sampai di situ, Semua murid dengan kreatif mengubah lirik lagu "BangToyib" menjadi: Kali Bagi…Kali Bagi.. Yang sama hasilnya positif…Yang beda hasilnya negatif..Itulah kali bagi..Tambah kurang..Tambah kurang..Satu negatif dikurang..dua negatif ditambah..hasil akhir cari angka besar. Lalu, lirik diselaraskan dengan gerakan tangan mereka. Sebagai guru, kadang terharu melihat kelas matematika yang menyenangkan ini.
Setelah bernyanyi dan bergerak bersama, saya kemudian mengajak murid-murid mengaitkan lagu dengan materi yang diajarkan melalui pertanyaan pemantik. Berikut pertanyaan pemantik yang saya ajukan kepada mereka: Mengapa kalian perlu mempelajari bilangan bulat positif dan negatif?
Suhu pada pukul 12.00 adalah 10C. Kemudian suhu turun 1C setiap dua jam. Berapakah suhu pada pukul 18.00?
Setelah murid-murid memahami pelajaran dengan lagu yang viral saat ini, hasil yang diperoleh pun sangat memuaskan. Nilai pekerjaan murid secara individu maupun kelompok sesuai dengan harapan. Murid-murid merasa senang dan bahagia, karena pelajaran yang dianggap mereka sulit menjadi sangat mudah dan menyenangkan. Saya sebagai guru juga merasa puas karena pembelajaran yang berpihak pada murid dapat saya terapkan di kelas.
Dari inovasi pembelajaran yang sudah saya lakukan, ada beberapa tips yang ingin saya bagikan. Pertama pilihlah lagu yang sederhana tapi viral sehingga semua murid dengan mudah menghapal liriknya. Kedua ajaklah murid untuk menciptakan lirik lagu dan gerakannya agar murid merasa dihargai dan terwujudnya kepemimpinan pada murid di kelas. Ketiga pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam kelas, belajar di luar kelas lebih asyik dan menyenangkan bagi murid.
Dengan adanya inovasi pembelajaran dalam pelajaran matematika, diharapkan murid dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran tanpa ada lagi perasaan takut dan bosan. Metode bernyanyi sebagai contoh yang diharapkan menjadi metode yang dapat membantu pendidik dalam mengubah pola pembelajaran matematika yang terkesan menakutkan dan bosan menjadi pelajaran yang disukai, mengasyikkan bahkan yang ditunggu-tunggu bagi murid. Sehingga hasil belajar murid akan meningkat.
*Amelia Madonamerupakan guru kelas VI di SD Negeri 15 Pekanbaru, Riau.
Merupakan fasilitator daerah Program PINTAR Tanoto Foundation Pekanbaru.
Koordinator Guru Penggerak angkatan 4 Kota Pekanbaru.
Lulusan Pengajar Praktik Angkatan 9
Berita Lainnya
Tanoto Foundation berbagi praktik baik proyek fasda perubahan 2.0
22 November 2024 15:05 WIB
Tingkatkan literasi numerasi, Tanoto Foundation gelar pertemuan dengan stakeholder di Riau
23 November 2023 15:47 WIB
Tanoto Foundation Kunjungi SDN 13 dan SMPN I Bangkinang Kota
17 October 2023 23:49 WIB
Ikuti KSM tingkat nasional, siswa sekolah mitra Tanoto Foundation raih prestasi
07 September 2023 12:07 WIB
Meningkatkan minat baca di SD Negeri 27 Bantan Bengkalis
03 September 2023 20:05 WIB
TF bersama BPMP Riau sosialisasikan Rapor Pendidikan di Kampar
03 September 2023 0:27 WIB
Indeks SPM pendidikan Kota Pekanbaru terbaik di Riau
25 August 2023 20:35 WIB
BPMP Riau bersama Tanoto Foundation sosialisasi Rapor Pendidikan di Dumai
24 August 2023 13:49 WIB