Jakarta (ANTARA) - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bergerak cepat membantu warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi dengan melakukan respons darurat.
"MDMC sudah membuka pos koordinasi dan pos pelayanan yang sampai sekarang masih buka. Artinya, ketika ada kejadian erupsi, baik itu erupsi freatik atau erupsi yang lebih besar sudah siap," ujar Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Naibul Umam dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Naibul mengatakan MDMC sudah menyiapkan perencanaan sistem kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu Gunung Merapi erupsi. Bahkan, perencanaan tersebut disiapkan sejak 2020.
Sebagai respons darurat, MDMC langsung membagikan 20 ribu masker ke masyarakat di sejumlah wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik.
Respons darurat yang lainnya adalah membagikan google atau kacamata pelindung kepada warga seperti petani yang sawah dan kebunnya berada di lereng Merapi.
"Ada 20.000 masker yang sudah diberikan ke masyarakat, mulai di Kecamatan Dukun, Kecamatan Sawangan, Tegalrejo dan Kecamatan Candimulyo, sampai di kota Magelang," kata dia.
MDMC juga menyiagakan relawan untuk daerah Klaten, Boyolali, dan Sleman walaupun dampak erupsinya belum begitu serius. Salah satu pendampingan MDMC di sana, yakni mengajak masyarakat untuk mengakses informasi dari sumber yang tepat seperti informasi dari BPPTKG soal Merapi.
Ia mengatakan saat ini tim MDMC terus melakukan pemantauan pada pos pelayanan di Desa Dukun, Desa Sawangan, serta pos koordinasi di Magelang. Dari hasil penilaian relawan, sebaran abu vulkanik berdampak kepada kesehatan manusia dan berpengaruh kepada ternak.
Persediaan rumput sebagai sumber pakan ternak mulai menipis, karena terkena abu vulkanik, sehingga tidak layak dikonsumsi.
"Alhamdulillah, mulai tanggal 12 lalu hingga hari ini sudah puluhan orang mengirim rumput untuk ternak sapi dan kambing di daerah-daerah yang terdampak," kata Umam.
Selain dampak kepada peternak, tim MDMC juga menemukan adanya dampak pada keberlanjutan hidup bagi petani di lereng Merapi. Karena banyak tanaman yang rusak akibat abu vulkanik yang menempel di tanaman.
"Contohnya, terjadi pada petani kembang kol yang harus memanen lebih cepat karena takut rusak dan ketika dijual hasilnya sangat tidak sesuai harga jual semestinya," kata dia.
Oleh karena itu, MDMC mendorong pemerintah untuk membantu petani dan peternak di desa-desa terdampak tersebut. MDMC juga meminta agar secepatnya dilakukan distribusi air bersih, sebab beberapa daerah mulai kesulitan air.
Baca juga: Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran 1,5 km ke arah Kali Boyong
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB