DPR dan Pemerintah setujui draf Perpu Pemilu lanjut ke rapat paripurna

id Berita hari ini, berita riau terbaru, beita riau antara,Paripurna

DPR dan Pemerintah setujui draf Perpu Pemilu lanjut ke rapat paripurna

Suasana rapat kerja Komisi II DPR bersama Pemerintah terkait RUU Penetapan Perpu Pemilu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023). (ANTARA/Melalusa Susthira K.)

Jakarta (ANTARA) - DPR bersama Pemerintah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dilanjutkan untuk pengambilan keputusan pada paripurna terdekat.

"Selanjutnya kita akan bawa ke pembicaraan tingkat II untuk pengambilan keputusan dalam rapat paripurna DPR RI yang akan datang," kata Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.

Persetujuan itu diambil usai Ahmad Doli, yang memimpin rapat kerja bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Staf Ahli Bidang Sosial Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Mien Usihen Ginting, meminta persetujuan kepada seluruh anggota rapat.

"Apakah terhadap RUU tentang Penetapan Perpu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menjadi undang-undang yang telah selesai kita bahas bersama dapat disetujui menjadi draf final RUU hasil pembicaraan tingkat I?" tanya Doli dalam rapat tersebut.

Pertanyaan itu kemudian dijawab setuju oleh seluruh anggota Komisi II DPR RI dan perwakilan Pemerintah yang hadir. Sebagai bentuk persetujuan tingkat I tersebut, draf naskah RUU tentang Penetapan Perpu Pemilu ditandatangani oleh masing-masing perwakilan fraksi dan Pemerintah.

Sebelum persetujuan diambil, seluruh fraksi juga telah menyampaikan pendapat akhir mini fraksi masing-masing terlebih dahulu. Sembilan fraksi di parlemen menyatakan setuju agar RUU tentang Penetapan Perpu Pemilu dibawa ke rapat paripurna untuk disahkan menjadi undang-undang.

Mendagri Tito Karnavian menjelaskan bahwa urgensi penerbitan perpu pemilu itu karena ada keperluan mendesak untuk segera mengisi kekosongan hukum, sebagai implikasi dari pembentukan empat daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua agar dapat ikut berpartisipasi pada Pemilu 2024.

Keempat DOB provinsi itu ialah Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah.

"Sehingga, perpu harus dikeluarkan. Kalau melalui mekanisme (pembuatan undang-undang) biasa, tidak akan mungkin selesai," kata Tito.

Dalam draf perpu itu memuat 10 materi, yakni pengaturan pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di provinsi baru, pengaturan pembentukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di provinsi baru, penyesuaian usia untuk Badan Ad Hoc Pengawas Pemilu untuk mengakomodasi kesulitan Bawaslu dalam rekrutmen lembaga ad hoc, syarat partai politik peserta pemilu, dan nomor urut partai politik.

Selanjutnya, draf perpu tersebut berisi ketentuan soal jumlah kursi dan daerah pemilihan DPR RI pada provinsi baru; penetapan bakal calon anggota DPRD provinsi; perubahan waktu dimulainya kampanye pemilu, penetapan daftar calon tetap, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan kota, dan penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden; kebutuhan antisipasi pelaksanaan pemilu wilayah Ibu Kota Nusantara; serta perubahan lampiran UU.

Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel sebut pemindahan IKN bukan sekadar pindah tempat

Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco dukung KPU banding putusan PN Jakpus