Siak (ANTARA) - Banyak peserta didik yang enggan dan malas belajar pada pembelajaran Matematika. Karena matematika sudah tertanam dalam pikirannya sebagai mata pelajaran paling ditakuti oleh sebagian besar siswa, karena dalam memahami materinya memerlukan adanya kejelian berpikir, ketelitian mengerjakan dan cukup banyak melakukan latihan-latihan baik dalam pembelajaran di sekolah maupun dalam belajar di rumah.
Susahnya peserta didik dalam memahami matematika membuat banyak peserta didik tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).Namun sebenarnya matematika adalah pelajaran yang sangat menyenangkan, karena berhubungan dengan otak, pengerjaannya ada yang menggunakan rumus, mengotak-atik soalnya, serta soal-soalnya banyak yg menggunakan logika, sehingga mengasah pikiran semua orang untuk berani mencoba menemukan hasil tersebut, baik benar maupun salah.
Namun tetapi apabila diajarkan dengan metode menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Lain halnya dengan Siti Rohmawati, S.Si., guru matematika di MI Al-Muhajirin Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau. Siti Rohmawati mengubah pola pikir pelajaran matematika dari ditakuti menjadi menyenangkan. Ia menyelipkan ice breaking disela-sela pembelajaran untuk memecahkan suasana tegang dan kaku di dalam kelas. Sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
Siti Rohmawati merupakan peserta pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation. Setelah mengikuti pelatihan, ia menerapkan praktik baik keterampilan matematis PR KOKO. PR KOKO merupakan metode pembelajaran yang tidak hanya menulis, menerangkan dan latihan, akan tetapi bagaimana cara agar peserta didik bisa menemukan langkah-langkah untuk mengerjakannya.
“Pelajaran Matematika yang ada dalam pikiran siswa adalah hal yang menyeramkan, pelajaran yang tegang dan harus serius, tapi hal ini yang membuat siswa enggan belajar matematika,” imbuh Siti.
“Sejak saya mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Tanoto Foundation melalui Program PINTAR, ada satu metode yang bagus dan cocok diterapkan dalam pelajaran matematika, yaitu PR KOKO,” sambungnya.
PR KOKO merupakan singkatan dari Penalaran, Representasi, Koneksi dan Komunikasi. Dalam penalaran peserta didik akan membuat dugaan dan menyusun argumentasi dalam proses penyelesaian masalah. Representasi merupakan proses menyajikan suatu ide, konsep, prosedur matematis dalam bentuk simbol, tabel, grafik ataupun diagram. Dengan koneksi peserta didik diminta untuk mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika. Sedangkan komunikasi merupakan proses menyampaikan , menyimak, menjelaskan, membandingkan, ide/strategi matematis secara lisan dan tulisan.
Siti Rohmawati memberikan contoh apa yang telah diterapkannya di kelas. Dalam pembelajaran di kelas pada saat materi pembelajaran matematika kelas 4, siswa melakukan proses pengamatan terlebih dahulu dari hipotesis awal, kemudian mencoba dan menemukan sesuatu, lalu mencatat langkah-langkahnya di lembar kerja peserta didik yang telah disiapkan.
“Alhamdulillah dengan menerapkan metode PR KOKO lambat laun siswa mulai senang dan tekun mengikuti pembelajaran di kelas.” imbuhnya.
Keterampilan matematis PR KOKO sangat membantu dalam proses belajar mengajar di sekolah. Penerapan keterampilan matematis PR KOKO di kelas mendapat antusias yang baik dari peserta didik. Dampak dari program PINTAR telah mengajarkan bagaimana menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik.
Lili Kodriati, S. Pd adalah guru kelas 5 MI Al-Muhajirin Bungaraya, Kabupaten Siak.
Berita Lainnya
Masuk kurikulum pembelajaran, guru di Riau disosialisasikan terkait gambut dan mangrove
02 November 2023 18:44 WIB
BRGM RI-Pemprov Riau luncurkan kurikulum pembelajaran gambut dan mangrove
01 November 2023 11:45 WIB
Dampak kabut asap, sekolah di Riau bisa secara daring
08 October 2023 20:27 WIB
UNESCO: Guru adalah penggerak utama dari program pembelajaran sepanjang hayat
06 July 2023 11:24 WIB
Kemenkeu adakan pembelajaran mengenai keuangan negara bagi siswa SMP di seluruh Indonesia
03 July 2023 15:15 WIB
Pembelajaran kontekstual dan terdiferensiasi, sepenting itu?
29 June 2023 12:46 WIB
KSP: Pembelajaran sekolah harus kedepankan rasa sensitif pada hak kebebasan beragama
18 March 2023 13:27 WIB
Sistem e-Learning terintegrasi UNRI wujudkan pembelajaran efektif
25 October 2022 17:59 WIB