Pembelajaran kontekstual dan terdiferensiasi, sepenting itu?

id tanoto foundation,andri saputra

Pembelajaran kontekstual dan terdiferensiasi, sepenting itu?

Kegiatan belajar di kelas. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - COVID-19 memberikan dampak terhadap pendidikan terutama proses belajar mengajar di kelas. Kondisi siswa di kelas pasca pandemi COVID-19 sangat memprihatinkan, banyak siswa yang cuek, mau menang sendiri, enggan berkolaborasi, jutek, mudah marah, dan memberikan respon sesuka hati mereka. Proses belajar mengajar di kelas juga dipengaruhi masuknya siswa baru ke kelas baru karena dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru, sehingga mereka belum saling mengenal satu sama lain dan guru-guru.

Andri Saputra guru kelas dan guru Matematika di SMP N 12 Pekanbaru prihatin melihat kondisi ini. Menurut Andri, kondisi seperti ini apakah perlu pembelajaran kontekstual dan terdiferensi. “Apakah penting pembelajaran kontekstual dan terdiferensiasi diterapkan di kelas?” jelasnya.

Pertama kali masuk mengajar pasca pandemi COVID-19 yang lalu, Andri cukup kaget melihat cara belajar siswa yang cuek, mau menang sendiri, enggan berkolaborasi, jutek, mudah marah, dan memberikan respon sesuka hati mereka. Maklum Andri guru sekaligus wali kelas baru bagi mereka. Muridnya adalah angkatan yang lulus dari SD ke SMP pada masa pandemi lalu. Akibatnya, mereka belum mengenal Andri dengan baik.

Sebagai wali kelas Andri ingin memahami peserta didiknya. Maka Andri memerlukan profil mereka termasuk dari sekolah sebelumnya. Namun, data mereka belum lengkap. Hal ini karena proses belajar di masa pandemi lebih banyak di rumah. Tentu saja hal ini membuat guru hanya dapat membuat narasi seadanya di catatan akhir profil siswa. “Saya ingin mengenal minat, bakat, kesiapan, kesukaan, gaya belajar dan bagaimana dukungan yang mereka dapat di rumah,”jelasnya.

"Saya mendapatkan inspirasi tentang pembelajaran kontekstual dan terdiferensiasi ini setelah mendapatkan pelatihan Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation terutama topik Aritmetika Sosial Sub Materi Bruto, Neto dan Tara,” jelas Andri.

Menurut Andri, untuk menyelesaikan kondisi tersebut, Dia melakukan beberapa tahapan dimulai dari mengorientasi cara belajar siswa. Dua minggu pertama Andri mempelajari karakteristik murid dengan memberikan asesmen diagnostik kognitif. Andri juga berdiskusi dengan guru bimbingan konseling untuk mengetahui kondisi belajar murid di rumah serta peran orang tua. Selain itu, Andri juga membagikan angket untuk mengetahui minat dan bakat murid. Di kelas, Andri mulai melakukan pendekatan dengan pembicaraan ringan untuk mengetahui kondisi belajar mereka di rumah dan di sekolah sebelumnya.

Membuat asesmen diagnostik kognitif bagi siswa. Berdasarkan hasil pembicaraan dengan murid dan rekan kerja di sekolah, maka Andri mengambil keputusan untuk membuat asesmen diagnostik kognitif bagi siswa supaya mengetahui kemampuan awal dari siswa sehingga saya bisa memetakan siswa dalam belajar dan menentukan kondisi belajar siswa dalam kelas.

Kemudian Andri memilah media pembelajaran murah dan kontekstual. Setelah mengetahui kondisi belajar peserta didik, penting bagi guru untuk memilah media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Tidak hanya murah, namun juga mudah dan kontekstual bagi mereka sehingga pembelajaran bermakna dan mudah diserap oleh peserta didik. Selanjutnya membuat langkah-langkah pembelajaran yang efisien dan membuat peserta didik mudah dalam memahaminya.

Pada sesi belajar di kelas Andri mencoba menerapkan pembelajaran bermakna dengan alat dan cara sederhana. Seperti, saat belajar menentukan bruto, neto dan tara murid membawa makanan berkotak ke sekolah. Mereka lalu menentukan mana yang bruto, neto dan tara dengan menimbang setiap komponen yang ada dalam kemasan berkotak yang dibawa. Pada hari lain kelasnya belajar menentukan sudut dengan membuat gambar 6 lingkaran. Lalu, murid memotong lingkaran tersebut sesuai dengan ukuran sudut yang ada. “Sederhana bukan? Mudah bukan bagi siswa menentukan sudut yang ada?, jelas Andri yang merupakan Fasilitator Daerah Program PINTAR Tanoto Foundation.

Andri berpesan kepada teman sejawatnya, selalu melakukan inovasi pada setiap materi. Pembelajaran penting sekali untuk selalu melakukan percobaan dalam memanfaatkan media pembelajaran yang bermakna bersama peserta didik di kelas. Hilangkan kekhawatiran bahwa alat akan mahal, tidak berhasil, rumit, tidak kontekstual. Lihatlah sekeliling dan manfaatkan yang ada untuk membuat proses belajar kontekstual. “Kalau bukan kita yang akan melakukan pembelajaran bermakna dan kontekstual di kelas kita bersama murid kita siapa lagi? Jika sudah berhasil, bagikanlah ke teman sejawat, lalu inovasikan lagi.” jelasnya.

Setelah beberapa tahapan dilakukan oleh Andri, dapat disimpulkan hasil dan dampaknya.

Refleksi Hasil dan Dampak. Banyak hal yang mengejutkan saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa sebagian besar aktif dalam proses belajar berlangsung di kelas. Siswa saling berkolaborasi, saling membantu satu, bahkan Andri tidak melihat murid yang cuek, dan mereka mulai mandiri menyelesaikan tugas. “ Pada saat saya melakukan asesmen formatif di akhir pembelajaran, hampir semua siswa bisa menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Bahkan ada masukan dan saran dari peserta didik tentang proses pembelajaran. Menurut mereka, belajar di kelas sangat menyenangkan dan materi pembelajaran yang diberikan mudah mereka pahami.”jelas Andri.

Untuk menyempurnakan tahapan-tahapan ini, Andri membagikan beberapa tips :

Analisa Kekuatan dan Kelemahan Diri

Identifikasi dan lakukan analisa kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri. Guru harus mampu menganalisis dengan baik kondisi siswa. Selain itu, memetakan proses belajar siswa dengan cepat serta melakukan kolaborasi dengan teman sejawat sangat krusial. Guru harus mampu menjadikan peluang sekecil apapun sebagai kekuatan dan keluar dari paradigma yang fokus pada hambatan dan mulai berpikir positif yang fokus pada kekuatan.

Lakukan Aksi, Tak hanya Narasi

Lakukan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan bahan yang mudah ditemui oleh siswa dimana saja. Hal ini mudah mudah dilakukan, misalnya sesuatu yang siswa bisa melakukan dengan sendiri, biaya yang di keluarkan tidak harus mahal, memanfaatkan barang yang ada dan ramah lingkungan. Pilihlah sesuatu yang konteksnya dekat dengan mereka.

Berbagi Peran, Kolaborasi Keren

Setiap guru mempunyai kekuatan dan kreativitas yang unik. Karena itu, ayo berkolaborasi dalam menciptakan media pembelajaran yang bermakna. Di waktu bersama di ruang guru, diskusi dan rancangkan bersama pembelajaran menyenangkan yang kontekstual dan mengakomodir keberagaman murid di kelas. Jangan abaikan kekuatan kecil dari seorang guru, karena dari seorang gurulah lahir generasi penerus bangsa yang akan membangun negeri ini lebih baik lagi.