Jakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Rajendra Aryal mengunjungi Papua pekan ini untuk menjajaki potensi kerja sama dengan masyarakat dan otoritas lokal guna mendukung petani di provinsi tersebut.
Kunjungan itu dilaksanakan bersama pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) dan Kementerian Pertanian serta difasilitasi oleh Analisis Strategis Papua (APS), menurut keterangan FAO Indonesia, Sabtu.
Salah satu tujuan utama kunjungan tersebut adalah untuk melihat peluang pengembangan dan diversifikasi produksi pangan lokal di Papua dari berbagai sumber, termasuk hasil hutan bukan kayu.
"Ini adalah kesempatan untuk menjajaki kolaborasi yang memungkinkan untuk menambah ketangguhan petani lokal dengan membangun upaya berkelanjutan dan meningkatkan mata pencaharian mereka," kata Aryal.
Sistem pangan dunia saat ini, menurut dia, menghadapi banyak kendala. Pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina sangat memengaruhi sistem pangan global.
"Kita sedang menghadapi krisis 5F, yaitu food(pangan), fuel(bahan bakar), finance (keuangan), feed(pakan ternak) dan fertilizer(pupuk), dan inilah saatnya mencari pendekatan inovatif untuk mentransformasi sistem pertanian pangan. Indonesia memiliki tanaman alternatif yang dapat dieksplorasi lebih jauh," ujar Aryal.
"Sagu memiliki potensi sebagai tepung alternatif sebagai produk bebas gluten, dan ini bisa juga untuk kepentingan penduduk setempat. Sagu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat lokal di sini," tambahnya.
Di Papua, Aryal melakukan kunjungan kehormatan kepada Bupati Jayapura dan Yahukimo, melakukan kunjungan lapangan, dan melakukan diskusi teknis dengan akademisi Papua di Universitas Cendrawasih dan Bappeda.
Diskusi itu terutama berfokus pada peningkatan ketahanan petani, diversifikasi produksi dan konsumsi pangan, penguatan cadangan pangan, transfer pengetahuan teknis, dan promosi ekspor pertanian bekerja sama dengan masyarakat adat sebagai platform baru.
Aryal mengatakan bahwa bekerja dengan masyarakat adat tetap menjadi kunci di Papua dan FAO memiliki pengalaman yang luas dalam melakukannya.
"Kita perlu bekerja sama dengan masyarakat, otoritas terkait, mitra pembangunan internasional, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, koordinasi dan harmonisasi tetap sangat penting dalam upaya ini," ucapnya.
Papua adalah salah satu surga tropis di Indonesia yang berada di ujung timur wilayah Indonesia dengan sumber daya alam bernilai ekonomis dan strategis yang tinggi.
Baca juga: FAO: Harga gandum dunia naik lagi karena pasokan yang lebih ketat di AS
Baca juga: FAO peringatkan bencana kelaparan "mengerikan" di Amerika Latin, Karibia
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB