Pertamina dorong pengelolaan sampah berkelanjutan capai Indonesia bebas sampah 2025

id Pertamina Hulu Rokan

Pertamina dorong pengelolaan sampah berkelanjutan capai Indonesia bebas sampah 2025

Dewan Komisaris PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rosa Vivien Ratnawati berkunjung ke Ponpes Ibnu Al Mubarok Rumbai Pekanbaru, Selasa (4/10/2022). ANTARA/Frislidia.

Pekanbaru (ANTARA) - Dewan Komisaris PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan PHR berupaya mendorong pengelolaan sampah organik dan non-organik secara berkelanjutan guna mencapai target Indonesia bersih sampah 2025.

"Untuk mencapai target tersebut sesuai kebijakan pemerintah diupayakan pengurangan sampah 30 persen, penanganan sampah 70 persen, artinya 100 persen sampah terkelola dengan baik, serta sampah tidak ada lagi dibuang ke lingkungan secara ilegal," kata diasaat berkunjung ke Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok Rumbai yang juga mengelola Bank Sampah Agrowisata di Pekanbaru, Selasa.

Vivien yang juga Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) itu, mengatakan kinerja Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok yang telah mendorong penanganan sampah rumah tangga di lingkungannya sudah menjadi nol patut diapresiasi dengan baik.

Karenanya, ia berharap ke depan pengelolaan sampah non-organik harus lebih maju guna mendukung ketersediaan bahan baku daur ulang sampah untuk memenuhi kebutuhan industri daur ulang Indonesia.

"Indonesia butuh bahan baku daur ulang lebih banyak lagi dimana tercatat satu tahun Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton di antaranya sebanyak 15 persen adalah sampah plastik, 12 persen kertas dan lainnya," katanya.

Akan tetapi yang didaur ulang justru baru tujuh persen dan plastik lainnya masih terbuang. Artinya perusahaan industri daur ulang itu masih mengimpor bahan baku sampah terpilah, sebab penanganan sampah di Tanah Air belum terpilah dengan baik.

Namun demikian, dirinya mengaku senang sebab anak-anak Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok Rumbai sudah diajari memilah sampah dari sumber sampah.

"Saya senang anak-anak sejak dini sudah diajari memilah sampah, anak-anak gembira memiliki buku tabungan sampah mereka dari hari ke hari bertambah setelah menyetorkan sampah-sampah non-organik ke bank sampah di lingkungan pesantren itu," katanya.

Untuk mendukung keberlanjutan pengelolaannya,PHR harus memfasilitasi Bank Sampah Agrowisata Rumbai ini masuk ke dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia agar bisa lebih berkembang.

Sebab, katanya, Bank Sampah Agrowisata Rumbai sudah berkontribusi luar biasa membantu Pemkot Pekanbaru dalam mengurangi sampah sehingga perhatian khusus perlu diberikan pada usaha-usaha bank sampah seperti ini.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok Riniwiningsih mengatakan awal berkembang usaha bank sampah terkait ponpes itu menghadapi suatu permasalahan yaitu berkumpul sampah organik berupa sisa makanan dari santri dan warga sekitar ponpes.

"Sampah terus bertambah setiap bulan karena tidak ada usaha pengolahan yang tepat. Keinginan saya adalah bagaimana pesantren dapat mengelola sampah secara mandiri dan dapat menjadi sumber pendapatan," katanya.

Oleh karena itu,Rini terus berupaya melakukan terobosan melalui pelatihan antara lain didampingi Universitas Lancang Kuning bersama PHR melalui beragam pelatihan peningkatan produk pengolahan sampah organik, pembuatan kemasan produk, desain logo dan stiker untuk pupuk Lindi, maggot, dan pupuk kompos. Produk ini telah dijual dan dipasarkan.

"Akan tetapi yayasan juga menghadapi tantangan seperti sulit mencukupi kebutuhan sampah untuk pakan magot, kurangnya buku tabungan nasabah Bank Sampah Ponpes Ibnu Al Mubarok, terhambatnya penjemputan sampah ke nasabah di sekolah dan warga karena transportasi bentornya rusak," kata dia.