UMKM keripik kulit Riau naik kelas berkat sentuhan BTPN Syariah

id UMKM,keripik, kulit ,Riau,naik, kelas, berkat, sentuhan, BTPN, Syariah

UMKM keripik kulit Riau naik kelas berkat sentuhan BTPN Syariah

Yeni dan UMKM keripik kulit Pekanbaru. (ANTARA/Vera lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Yeni (38) tahun tampak tersenyum sumringah saat dijumpai di Jalan Cipta Karya RT 04/RW 32, Kelurahan Sialangmunggu, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru, Riau. Ia sedang sibuk menjaga hamparan potongan kulit sapi yang dijemur di halaman depan rumah.

Ia kini bisa menikmati hidup lebih baik dan mapan bersama sang suami dengan fasilitas rumah serta kendaraan roda empat hasil dari usaha keripik kulit sapi atau dikenal dengan nama jangek tersebut.

Bukan cuma itu ia juga mampu membantu keluarga dengan mempekerjakan tiga orang dalam mengelola kulit sapi menjadi keripik.

"Alhamdulillah kini kami punya pegawai tiga orang dengan omzet sekitar Rp22 juta per minggu," kata Yeni pemilik usaha keripik kulit sapi di Pekanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan, awalnya membuka usaha keripik hanya berdua dengan suami dengan modal pas-pasan membeli selembar kulit sapi kisaran berat 40 kg untuk diolah menjadi kerupuk, Itupun kadang dapat kadang tidak karena akibat keterbatasan modal.

Beruntung tahun 2018 ia dipercaya menerima bantuan modal Rp3 juta dari BTPN Syariah lewat ajakan teman.

Berkat kegigihannya maka pinjaman demi pinjaman terus bergulir seiring waktu berjalan sudah empat tahun kini mencapai Rp25 juta. Dengan modal sebesar itu usahanya mampu mengelola 4-5 lembar sehari.

"Kini kami sudah mampu menghasilkan keripik kulit setengah jadi sebanyak 300 kg per Minggu," katanya.

Keripik ini dipasarkan ke luar Provinsi Riau bahkan sudah berlangganan. Tiap kilonya dihargai Rp75.000, dan di beli oleh rumah makan dan restoran di luar Riau seperti Jambi. Sedangkan untuk bahan baku ia tidak kesulitan karena selain diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Pekanbaru yang tidak jauh dari rumahnya, ia juga menerima pengiriman antar provinsi seperti dari Jambi.

Kini Yeni bisa naik kelas dengan modal yang dia peroleh dari BTPN Syariah. Ia memiliki alasan tersendiri untuk menerima layanan peminjaman dari BTPN Syariah, selain tanpa agunan, ternyata ada kemudahan lainnya yang ditawarkan dan kelebihan ini membuat ia juga mengajak kaum wanita yang bergelut di bidang usaha rumah tangga untuk bergabung hingga kini tergabung 36 UMKM dalam kelompok bernama Sentra Cahaya Permata.

"BTPN Syariah tidak pakai agunan, tidak lama pencairannya dan dilakukan mudah dengan petugas langsung datang ke rumah warga jemput bola, kita tinggal duduk manis," katanya.

Tidak jauh beda dengan Vivi Oktavianti (32) tahun nasabah inspiratif BTPN Syariah lainnya juga tak kalah sukses dengan kerupuk sagu khas Riau. Setelah jatuh bangun dengan berbagai usaha yang digeluti kini naik kelas berkat polesan dan jamahan tim Community Officer (CO) atau pekerjaan yang biasa disebut dengan 'Pembina Sentra'.

"Awalnya usaha kami jualan hijab, dan lainnya suami ngojek, saat COVID-19 usaha macet, ruang gerak terbatas, sempat masuk pasar kaget gak jual beli," katanya.

Namun tidak berputus asa banting setir membuat kerupuk dari sagu, awalnya 100 bungkus sehari. Berkat modal usaha dari BTPN Syariah ia mengembangkan produksinya hingga sekarang sampai 500-600 bungkus sehari. Satu minggu menghasilkan Rp5 juta lebih dengan biaya produksi Rp1 juta seminggu.

"Sekarang malah sudah punya karyawan dua orang, kami jualan di pasar kaget, pasar pagi, car free day, bikin status WA dan medsos," katanya.

Ia juga tidak cepat puas kini lewat usaha yang mumpuni terus ingin maju hingga punya pabrik kerupuk sendiri. Melalui BTPN Syariah ia juga berharap bukan saja memperoleh bantuan modal akan tetapi juga pelatihan cara pemasaran secara daring.

Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin BTPN Syariah mengatakan, sebagai bank umum syariah fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif sejak tahun 2010,

"Kami terus berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama menginspirasi untuk seluruh stakeholder kami, nasabah, keluarganya dan komunitas untuk mewujudkan niat baik lebih cepat, membuka akses prasejahtera produktif, perempuan prasejahtera produktif yang ada di pelosok negeri hingga di Pekanbaru sejak tahun 2013," katanya.

Setiap penerima bantuan diseleksi dengan baik dan juga oleh nasabah sendiri karena sistem tanggung renteng yang ditetapkan membuat anggota kelompok selektif merekrut mitranya. Sehingga ketika ada nasabah yang tidak membayar mereka berisiko membayarkan, maka harus memilih yang punya karakter baik dan jujur.

"BTPN Syariah, juga lakukan Pelatihan yang terukur baru dimiliki jutaan anggota BTPN Syariah dibina oleh ribuan komoditi.

Business Coach Area Riau Fauzan Ridha menambahkan, BTPN Riau dibuka 2013 dengan 12 MMS sekarang 36 titiknya ada di Riau.

"Kami memilih kecamatan yang layak dimana tingkat kemiskinan banyak untuk menerima bantuan," kata Fauzan.

Ia mengatakan, hingga Juni 2022 jumlah pembiayaan yang sudah tersalurkan di Riau kurang lebih Rp171 miliar.

"Ada lebih dari 49.000 perempuan keluarga prasejahtera produktif di Pekanbaru yang kami layani dan tumbuh bersama kami," tutupnya.