Pemprov Riau berupaya atasi penyakit ngorok serang 100-an ternak kerbau

id Dinas PKH

Pemprov Riau berupaya atasi penyakit ngorok serang 100-an ternak kerbau

Seratusan kerbau milik masyarakat Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau mati akibat terjangkit penyakit septicaemia epizootica (SE) atau ngorok sejak 16 Agustus 2022. (Antara).

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau sedang terus berupaya untuk mengatasi masalah penyakit ngorok yang dalam beberapa waktu terakhir menjangkit pada seratusankerbau milik masyarakat Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau sehingga banyak ternak kerbau mati akibat terjangkit penyakit septicaemia epizootica (SE) atau ngorok sejak 16 Agustus 2022.

"Dinas Peternakan dan Kesehatan Riau sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kampar ada seratusan kerbau mati akibat SE atau disebut penyakit kerbau ngorok," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, dr Faralinda Sari, kepada media di Pekanbaru, Kamis.

Faralinda Sari mengatakan, seratusan kerbau milik masyarakat tersebut mati disebabkan karena bakteri pasteurella multocida serotype.

Jenis penyakit ini berjangkit sudah lama, katanya, akan tetapi dengan kondisi musim hujan dan panas datang, maka mengakibatkan hewan ternak stres, dan penyakit ini bisa menular sesama hewan ternak.

"Kini Dinas Perternakan Kampar sudah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE tersebut, di mana kerbau yang belum terpapar di wilayah penyebaran sudah ditangani. Jadi kendalanya itu kerbau peternak yang mati tidak mendapat vaksin," katanya.

Karena peternak di sana tidak mau sapinya divaksin, kata Faralinda lagi, maka sekarang petugas kesehatan hewan Kampar terus menggencarkan sosialisasi kepada peternak agar ternaknya mau divaksin.

Sementara itu kerbau yang terindikasi terjangkit penyakit SE akan menunjukkan gambaran gejala klinis berupa peningkatan suhu tubuh, respirasi, pulsus/denyut jantung, hewan berbaring, timbul leleran dan anoreksia.