BKKBN-UNRI terjunkan 6.424 mahasiswa percepat penurunan prevalensi stunting

id BKKBN Riau,pendamping keluarga,mahasiswa KKN, UNRI

BKKBN-UNRI terjunkan 6.424 mahasiswa percepat penurunan prevalensi stunting

Pelepasan 6.424 mahasiswa Kukerta Unri, kuliah umum dan launching mahasiswa Peduli stunting (Penting) tahun 2022 di SKA CO-EX Pekanbaru. (ANTARA/Frislidia).

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Riau bekerja sama dengan Universitas Riau (UNRI) menerjunkan 6.424 mahasiswa di 12 kabupaten/kota sebagai pendamping keluarga untuk percepatan penurunan angka stunting di daerah itu yang saat ini mencapai 22,3 persen.

"Prevalensi stunting di Riau sebesar 22,3 persen itu tercatat masih tinggi, sehingga membutuhkan kerja sama dengan seribu mitra untuk mencapai target 2024 yang ditetapkan pemerintah sebesar 14 persen," kata Kepala BKKBN Provinsi Riau Mardalen Wati Yulia di Pekanbaru, Senin.

Dia mengatakan itu di sela acara pelepasan Kukerta Unri, kuliah umum dan launching mahasiswa Peduli stunting (Penting) tahun 2022 di SKA CO-EX Pekanbaru, Senin (11/7). Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin. Para mahasiswa juga mengikuti kuliah umum dari Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo.

Dia menyebutkan untuk menurunkan prevalensi stunting tersebut, 12 kepala daerah di Riau diundang untuk mengikuti seremonial pelepasan mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) . Mahasiswa yang membantu di lapangan berasal dari berbagai disiplin ilmu. Mahasiswa memiliki peran strategis untuk mendorong percepatan penurunan stunting di Riau.

Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa yang mengikuti program KKN diberikan pembekalan agar bisa bekerja sama dengan tim Pendamping Keluarga dalam mengedukasi masyarakat terkait kesehatan ibu hamil, balita dan pemenuhan makanan bergizi.

"Seluruh mahasiswa KKN dapat terlibat aktif sesuai disiplin ilmu di bidang kesehatan, seperti mengecek kesehatan ibu hamil, memeriksa kesehatan calon pengantin, sedangkan mahasiswa dari Fakultas Pertanian bisa berperan menjaring mitra untuk aktif sebagai Bapak Asuh Anak Stunting dan lainnya," katanya.

Rektor UNRIProf Aras Mulyadi berharap 6.424 mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 88 satuan kredit semester (SKS) itu bisa mengedukasi masyarakat yang telah mendapatkan pemahaman saat mendampingi kader pendamping keluarga di lapangan.

Aras Mulyadi mengatakan mahasiswa berasal dari belasan fakultas itu diterjunkan selama dua bulan dengan bobot nilai 4 SKS. Namun demikian, jika mereka ingin mengintegrasikan program merdeka belajar kampus merdeka, KKN ini bisa diperpanjang.

"Semoga mahasiswa dapat memperdalam pengertian terhadap cara berpikir dan bekerja secara kolaborasi dengan pendekatan multidisiplin. Kuliah Kerja Nyata menjadi salah satu kegiatan yang harus dilalui mahasiswa sebelum menyandang gelar sarjana. Kuliah Kerja Nyata UNRI tahun 2022 bertema balik kampung dengan fokus utama pemulihan transisi setelah pandemi COVID-19 19 dengan sasaran 574 desa se-Provinsi Riau," katanya.

Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo, selain mengajak mahasiswa menyiapkan tabungan sejak muda juga menyuruh mereka berusaha dengan rajin agar menjadi orang sukses sehingga aman dalam menghadapi hari tua.

Menjawab pertanyaan mahasiswa Kukerta UNRI, dalam diskusi secara zoom meeting Hasto Wardoyo mengatakan untuk mendorong percepatan penuntasan kasus stunting maka anak tersebut perlu distimulasi dan pemberian gizi yang baik. Makanya 1.000 Hari Pertama Kelahiran anak, perlu dilakukan perbaikan gizi, perlakuan pola asuh dan sanitasi lingkungan yang baik.

Selain itu, katanya, upaya pencegahan stunting makin baik jika dilakukan perbaikan dulu gizi calon ibu sebelum hamil (kehamilan terencana), banyak mengonsumsi vitamin, cek HB darah, dan lainnya agar anak yang dikandung menjadi sehat.

Dalam diskusi berkembang Hasto juga mengatakan, banyak masyarakat punya keterbatasan ekonomi tetapi ada yang mampu. Mereka punya uang untuk memberikan gizi seimbang bagi anaknya akan tetapi justru ada yang suka memberikan anaknya makan cilok, mie instan. Ironsinya orang tua mampu membeli rokok hingga hampir Rp500 ribu/bulan.

"Padahal dengan anggaran pembelian rokok itu juga bisa membantu penyediaan asupan gizi bagi anak balitanya, beli telur dan protein hewani lainnya," katanya.

Balqis, peserta KKN UNRI dari Fakultas MIPA (Biologi) mengaku bangga, karena bisa terlibat mulai Senin (11/7) hingga dua bulan ke depan dalam program KKN yang dijalani di Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru. Kelompoknya beranggota 10 orang berasal dari 3 fakultas, yakni Fakultas MIPA, Sospol dan Teknik.

"Tahap awal kami akan mengumpulkan data anak berpotensi atau berisiko stunting dan mendampingi Tim Pendamping keluarga mengedukasi rumah tangga untuk mengolah makanan bergizi," katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN-UNRI terjunkan 6.424 mahasiswa percepat penurunan angka stunting