Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menggandeng International Coconut Community (ICC) sebagai organisasi antarpemerintah negara-negara penghasil kelapa di bawah naungan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP) untuk mengembangkan potensi kelapa di provinsi ini.
"Kami mengundang Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Buk Jelfina (Jelfina Constansje Alouw) untuk bersama dengan kita mengkaji kendala, potensi, dan peluang kelapa Riau agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat kita di daerah, tetapi Riau dapat menjadi pelaku industri kelapa di Indonesia dan Dunia”, ujar Syamsuar pada Forum Group Discussion (FGD) Internasional Coconut Community di kantor Bappedalitbang Provinsi Riau, Rabu.
Gubernur Syamsuar menjelaskan Riau memiliki peluang yang sangat terbuka untuk pengembangan potensi kelapa. "Sebagai daerah yang memiliki luas areal kelapa terluas di Indonesia merupakan potensi terbesar yang perlu kita manfaatkan secara maksimal," jelas Syamsuar.
Baca juga: 500 hektare kebun kelapa petani Inhil bakal diremajakan
Namun, hilirisasi kelapa sebagai komoditas industri menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah karena Riau masih menjadi pemasok kelapa. Padahal mengolah produk turunan kelapa seperti sabut, minuman kelapa, santan, dan lainnya sangat terbuka.
Untuk itu, menurut Gubernur, perlu adanya peningkatan kapasitas petani kelapa Riau dan mengincar peluang pemasaran melalui kerja sama dengan komunitas kelapa dunia (ICC). "Harapan kami tentunya posisi ICC sebagai organisasi yang menaungi negara-negara penghasil kelapa di dunia dapat mendukung kita dalam pemasaran produk dan pengembangan produk hilir dari kelapa, termasuk membantu pengembangan kapasitas petani dalam melakukan budidaya kelapa," terang Syamsuar.
Semangat Gubernur Syamsuar dalam pengembangan kelapa Riau turut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif ICC Jelfina Constansje Alouw. 'Saya bangga dengan Pak Gubernur mau memfokuskan pertanian pada komoditas kelapa, kami mengapresiasi sekali," ujar Jelfina.
Pada kesempatan yang berlangsung dalam rangkaian focus group discussion (FGD) terkait pengembangan kelapa Riau pada Rabu (26/1), Jelfina sebagai direktur pertama yang mewakili Indonesia sejak ICC berdiri 1969, mengatakan undangan Gubernur yang memintanya untuk datang langsung ke Riau mengkaji potensi kelapa pasca pertemuan secara daring merupakan langkah cepat menangkap peluang.
"Saya mengapresiasi gerak cepat, gerak cerdasnya sangat strategik sekali. Saya senang dengan gaya Pak Gubernur Riau yang mau action untuk meminta kami ICC datang ke sini. Kami ICC siap membantu dalam promosi produk, memfasilitasi pengembangan kapasitas, dan teknologi transfer," ujar Jelfina.
Sebagaimana diketahui Indonesia negara memiliki hamparan kebun kelapa tertua dunia, Riau merupakan provinsi yang memiliki luas kebun kelapa terluas nasional yakni 425.579 ha terdiri dari 376.077 ha kelapa dalam dan 50.502 ha kelapa Hybrida.
Berita Lainnya
Pj Gubri beri sanksi pegawai menambah libur setelah lebaran
16 April 2024 14:43 WIB
Petinggi Riau tinjau arus mudik di Tol Bangkinang-Pekanbaru
05 April 2024 18:16 WIB
Bertentangan dengan hukum, PTTUN batalkan SK Gubri PAW 4 anggota DPRD Bengkalis
04 April 2024 20:18 WIB
Keluhkan DBH Migas turun drastis, Meranti mengadu ke Banggar DPR RI
27 March 2024 14:44 WIB
Safari Ramadhan PJ Gubri di Pinggir, Bupati Bengkalis paparkan pembangunan
25 March 2024 19:26 WIB
Pj Gubriingatkan Kepala OPD soal penyusunan APBD
19 March 2024 15:46 WIB
Pj Gubernur Riau sampaikan LKPJ Kepala Daerah 2023
18 March 2024 15:38 WIB
Pj Gubri sampaikan langkah jaga ketersediaan barang saat Ramadhan dan Lebaran
08 March 2024 16:16 WIB