London (ANTARA) - Dua anggota Save the Children hilang dalam sebuah serangan di Myanmar yang menewaskan sedikitnya 30 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dan banyak di antaranya dalam kondisi hangus terbakar.
Kelompok bantuan itu mengatakan mereka menangguhkan kegiatan di negara bagian Kayah menyusul insiden tersebut.
Kedua staf tersebut tengah dalam perjalanan ke kampung halaman mereka untuk liburan akhir tahun ketika terjebak dalam insiden kekerasan di Kayah, kata Save the Children dalam pernyataannya, Sabtu (25/12) malam.
"Kami telah memastikan bahwa kendaraan pribadi mereka diserang dan dibakar," tulis pernyataan itu.
Kelompok-kelompok oposisi pada Sabtu menuding pihak militer, yang mengambil alih kekuasaan dari tangan pemerintah sipil pada Februari, berada di balik peristiwa yang terjadi pada Sabtu di dekat kampung Mo So di kota Hpruso itu.
Juru bicara junta militer Jenderal Zaw Mun Tun tidak menjawab panggilan telepon pada Minggu.
Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen laporan dari penduduk lokal, laporan media dan kelompok hak asasi manusia (HAM) setempat tentang peristiwa itu.
Media pemerintah melaporkan tentara angkatan darat telah menembak dan menewaskan sejumlah "teroris bersenjata" dari pasukan oposisi yang memerangi junta.
Foto-foto yang dibagikan oleh Kelompok HAM Karenni dan media lokal memperlihatkan sisa-sisa tubuh yang hangus di atas bak truk yang terbakar.
Seorang warga kampung mengatakan pada Sabtu dia telah melihat 32 jenazah, sementara Save the Children mengatakan sedikitnya 38 orang terbunuh.
Kelompok amal yang berbasis di London itu mengatakan mereka telah menangguhkan kegiatan di Kayah, di beberapa daerah di negara bagian tetangga Karen dan di wilayah Magway.
"Kami ngeri dengan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak bersalah dan staf kami, yang berdedikasi pada kemanusiaan, mendukung jutaan anak yang memerlukan bantuan di seluruh Myanmar," kata kepala pelaksana Save the Children Inger Ashing.
Myanmar telah jatuh ke dalam konflik sejak militer pada 1 Februari menyingkirkan pemerintahan terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi.
Peraih Hadiah Nobel itu dijatuhi hukuman penjara empat tahun dan menghadapi sejumlah tuduhan kriminal lain.
Sedikitnya 1.375 orang telah terbunuh dan lebih dari 8.000 lainnya dipenjara selama tindakan keras junta terhadap aksi protes dan kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta, menurut data Asosiasi Pendampingan Tahanan Politik.
Pemerintah militer membantah data itu dan mengatakan prajurit mereka juga telah terbunuh dalam konflik.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Amerika Serikat dukung ASEAN implementasi UNCLOS dan konsensus lima poin Myanmar
13 November 2024 15:20 WIB
5.000 ton beras Bulog asal Myanmar tiba di Dumai
29 October 2024 15:33 WIB
Menko Polkam Budi Gunawan berkontribusi redam konflik Rohingnya dan Myanmar
22 October 2024 15:03 WIB
Nekad mengejar cinta hingga lakukan teror, WNA Myanmar diamankan Imigrasi Selatpanjang
10 September 2024 14:48 WIB
Sejumlah negara anggota PBB ungkap keprihatinan atas situasi di Myanmar
16 July 2024 16:27 WIB
Bangladesh desak Myanmar penuhi janji untuk repatriasi pengungsi Rohingya
13 July 2024 15:33 WIB
Geek Fam kirim tim Myanmar turun ke lower bracket M5 World Championship
11 December 2023 11:21 WIB
Filipina akui konflik di Myanmar sulit diatasi ASEAN
20 November 2023 17:03 WIB