Pekanbaru (ANTARA) - Bisnis toko roti merupakan salah satu ladang usaha kuliner yang cukup menjanjikan. Pasalnya, selain bahan bakunya yang melimpah, minat masyarakat akan makanan yang satu ini juga terus mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat pada pengalaman Yeni Marlina, pemilik Rumah Roti Butet di Jalan Banglas Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, yang merupakan salah satu nasabah UMKM Bank Riau Kepri.
Berawal dari hobinya membuat roti, tahun 2010 silam Yeni mulai menawarkan roti yang dibuatnya kepada tetangga dan teman-temannya. Sebagai makanan ringan, roti menjadi makanan yang bisa dinikmati oleh segala usia, dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Sebagian besar dari mereka menyukai roti.
Tak hanya itu, makanan berbahan dasar tepung ini juga selalu dibutuhkan di berbagai acara. Dari mulai acara pengajian, arisan, seminar, hingga pernikahan. Roti pun hampir selalu disuguhkan.
Tingginya minat dan kebutuhan masyarakat terhadap roti, semakin meyakinkan Yeni untuk mengajukan pinjaman modal kredit ke Bank Riau Kepri Cabang Selatpanjang pada 2012 silam. Ia merasa optimis usaha roti yang digelutinya akan berkembang menjadi lebih besar jika memiliki sarana pengolahan yang makin lengkap.
"Banyak sekali pesanan waktu itu untuk acara-acara kantor dan pemerintahan, rasanya dengan alat pengaduk yang ada akan membutuhkan waktu lama dalam membuat pesanan roti orang. Maka banyak saran dari teman untuk meminjam dana kredit ke Bank Riau.
Waktu itu saya mengajukan Rp20 juta, setelah pinjaman modal usaha ini cair langsung saya beli oven (pemanggang) yang besar serta peralatan lainnya. Alhamdulillah proses peminjaman ke Bank Riau tidak sulit, semua berjalan cepat dan lancar," kata Yeni.
Ibu rumah tangga ini mengaku tidak memiliki latar belakang atau pengalaman berbisnis. Namun ia tetap maju dan tekun menjalankan bisnisnya hingga bisa meraih kesuksesan dengan memproduksi roti yang membutuhkan hingga 50 kg tepung per harinya dengan dibantu sembilan karyawan.
Menariknya, roti dan kue buatan Yeni mementingkan unsur kesehatan bagi para penikmatnya. Bahan-bahan roti dan kuenya rendah gula dan tidak menggunakan pengawet.
"Dengan banyaknya permintaan pelanggan, saya semakin bersemangat membuat variasi roti dengan macam-macam rasa," kata Yeni kepada Direktur Utama Bank Riau Kepri, Andi Buchari yang meninjau langsung proses pembuatan roti di Rumah Roti Butet, Sabtu (4/12).
Keluwesan dan ketekunan Yeni ini terlihat jelas oleh Andi Buchari. Meski sudah menjadi pemilik toko roti yang cukup besar, Yeni tetap turun langsung memimpin proses produksi. Ia tetap memastikan bahan dan resep rotinya tetap sesuai dengan takaran untuk mempertahankan kualitas rasa roti yang sudah disukai banyak orang.
"Sebenarnya Bu Yeni ini sudah bisa membuka cabang baru, karena 50 kg produksi setiap hari selalu habis. Tetapi beliau masih belum yakin untuk mempercayakan orang lain mengelola toko cabangnya itu. Dia khawatir rasanya akan berbeda dan kepercayaan masyarakat akan berkurang nantinya," kata Andi.
Menariknya lagi, kata Andi, pemilik Rumah Roti Butet ini juga membuka outlet usaha baru di depan toko rotinya yaitu mini cafe yang menjual pizza dan minuman bubble. Mini cafe ini dikelola oleh anak laki-lakinya.
"Untuk mengarah ke usaha kredit, Bank Riau Kepri tidak hanya memberikan pembiayaan saja. Tetapi kita ingin menumbuh kembangkan enterpreunership atau kewirausahaan. Seperti Bu Yeni yang sudah menyerap tenaga kerja sembilan orang, dan kita dari Bank Riau Kepri siap untuk memberi support pengembangan usaha Bu Yeni ini," kata Andi lagi.
Kisah sukses Yeni membangun usaha Roti Rumah Butet di Selatpanjang
Sebenarnya Bu Yeni ini sudah bisa membuka cabang baru, karena 50 kg produksi setiap hari selalu habis,