Bersih-bersih Telaah Sehat dan Pandai ala PLN

id bersih-bersih telaah, sehat dan, pandai ala pln

Pekanbaru (antarariau.com) - "Bersih pangkal sehat. Rajin pangkal pandai". Enam kata yang agaknya mengandung makna begitu dalam tentang keseharian manusia. Kebersihan, memang menjadi jaminan hidup bagi setiap orang.

Tidak hanya jaminan untuk sehat, kebersihan juga mampu membuat seseorang lebih bergairah, bersemangat dan lebih enak dipandang.

Hal ini pula yang mungkin menjadi referensi bagi PT PLN (Persero) untuk mewujudkan misi "bersih-bersih" menuju perusahaan yang sehat dan pandai dalam mengatasi masalah kelistrikan di tanah air.

Samahalnya dengan seorang marketing atau sales, bagaimana mungkin bisa merayu atau membujuk pelanggan untuk membeli pruduk yang ditawarkan jika berpenampilan jorok. Melirik pun, sang konsumen agaknya hanya akan menggunakan "sebelah mata".

Namun timbul pertanyan; Apakah seseorang itu sudah cukup puas dengan hanya bersih-bersih dan hidup sehat saja ?

Agaknya ungkapan pepatah ini harus benar-benar sinergi. Jika ingin bersih agar mendapatkan kesehatan jasmani, maka harus rajin agar pintar dan sukses dalam menjalankan profesi tidak hanya sebagai sales atau marketing. Apa mungkin, seorang sales hanya bermodalkan penampilan menarik dan bersih tanpa pengetahuan yang memadai bisa membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan..!

Sebagai pelengkapnya dan agar profesi sales dapat dilaksanakan dengan lancar, maka dianjurkan seseorang itu juga harus memiliki "jurus-jurus" yang ampuh dalam lobi-lobi.

Nah, bicara soal lobi-lobi, agaknya erat dengan hal-hal yang tidak asing, bisa negatif bisa juga positif. Seperti halnya memancing, si pemancing harus meletakkan umpan di ujung kail agar menarik berhatian ikan-ikan untuk melahapnya. Jurus ampuh lobi-lobi ini sebaiknya memang diterapkan oleh marketing. Semisal salah satu trik yang hingga kini masih kerap digunakan banyak tim marketing adalah trik diskon.

Trik potongan harga ini sudah tidak lazim lagi dilakukan sejumlah ahli marketing di berbagai perusahaan berskala besar. Hal itu tentu positif, karena saling berkontribusi keuntungan baik bagi si konsumen, maupun produsen. Diskon, merupakan trik dagang yang telah diolah atau "dimasak" dengan benar-benar matang hingga bukan suatu tindakan melanggar hukum karena tidak ada yang dirugikan.

Namun bagaimana jika umpan yang diberikan itu justru "dilemparkan" secara "mentah-mentah". Semisal, seeorang ingin mendapatkan suatu proyek di perusahaan atau instansi pemerintah dengan menjanjikan sesuatu pula berbentuk "hadiah tanpa undi".

Tak-tik marketing seperti ini tentunya sangat menggiurkan bagi si pemilik proyek. Terlebih, proyek itu berada di tubuh instansi atau lembaga pemerintah. Pertanyaannya, apakah jurus seperti itu dibenarkan ?

Seorang pakar memberi jawaban; "Jika hadiah yang diberikan adalah bentuk apresiasi karena proyek itu berjalan dengan sukses tidak ada masalah. Namun jika akibat dari hadian itu menimbulkan pengurangan anggaran sebenarnya hingga berbuah pada hasil proyek yang tidak maksimal, maka hal ini tidak hanya berdosa, namun jelas bersalah dimata hukum."

Itu artinya, untuk mewujudkan "teka-teki" tentang "bersih pangkal sehat dan rajin pangkal pintar", maka sebaiknya juga harus berhati-hati. Terlebih dalam mentela'ah makna dari bersih mengapa pangkal pandai, dan menela'ah rajin mengapa pangkal pintar.

Sebuah perusahaan milik negara berupaya menela'ah dengan baik ungkapan pepatah pijak itu. Namun bersih-bersih yang dimaksud bukanlah dalam artian sesungguhnya.

"Bersih-bersih yang dimaksud adalah bersih dari korupsi, bersih dari kolusi dan bersih dari nepotisme," kata General Manager (GM) PLN WRKR Doddy Benyamin Pangaribuan di Pekanbaru, Kamis (17/1).

Misi "bersih-bersih" PT PLN (Persero) ini menimbulkan suatu pertanyaan simple; Apakah selama ini PLN belum "bersih" dari KKN ?

Doddy pun menjawabnya dengan begitu simple; "Siapa yang tahu ?" Meski demikian, misi ini agaknya patut mendapat apresiasi, karena itu berarti, perusahaan ini melangkah maju untuk terbebas dari belenggu korupsi.

PLN menurut pandangan ahli merupakan perusahaan yang dipenuhi dengan para "marketing" andal. Begitu pintarnya, negara harus mensubsidi perusahaan berbadan usaha milik negara (BUMN) ini hingga ratusan triliun rupiah per tahunya.

Subsidi Silang

Subsidi yang disuntikkan ke "tubuh" PLN itu berbentuk subsidi 'silang' yang ujung-ujungnya adalah untuk mengurangi beban rakyat terkait masalah kelistrikan. Energi ini sudah manjadi candu yang kian hebat, membuat masyarakat di hampir seluruh wilayah tanah air mengalami ketergantungan yang sedemikian hebat.

Maka, bisa jadi upaya pemerintah dalam menaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) juga bagian dari "bersih-bersih" itu. Karena konsekwensinya, jika tarif listrik naik, maka pelayanan terhadap pelanggan juga harus lebih baik. Termasuk dalam urusan lobi-lobi. Dikurangi, atau justru perusahaan ini menambah personel marketingnya untuk urusan itu.

Situasinya menurut pakar adalah tergantung dan bukan digantung-gantung. Ketika lobi-lobi yang dilakukan adalah untuk hal yang positif dan saling menguntungkan antara produsen dan konsumen, maka penambahan personel marketing layak dilakukan.

Pertanyaan ahli itu langsung dijawab oleh GM PLN WRKR Doddy Benyamin Pangaribuan yang menyatakan bahwa pelayanan terhadap pelanggan haruslah yang terbaik dan terdepan. Bagaimana caranya agar pelanggan merasa puas dengan apa yang diberikan ?

Dia mengatakan, PLN akan perupaya merealisasikan program-program yang berkaitan langsung dengan para pelanggan.

"Namun diusahakan, pelayanan yang diberikan yakni sebisa mungkin mengurangi terjadinya kontak langsung antara staf atau pegawai PLN dengan pelanggan," katanya.

Hal demikian menurut dia adalah salah satu trik untuk menghindari adanya upaya-upaya ilegal atau lobi-lobi yang berujung pada pelanggaran etika bahkan pelanggaran hukum.

Kemudian, kata dia, dalam upaya memperbaiki citra perusahaan, diharapkan "bersih-bersih" tidak hanya di internal perusahaan, namun juga dikalangan pelanggan atau calon pelanggan.

"Intinya, 'anda bersih kami bersih'. Bersih dalam arti tidak korupsi, kolusi dan nepotisme," kata Doddy.

Semoga, tela'ah perusahaan kelistrikan ini tentang "bersih pangkal sehat dan rajin pangkal pintar" benar-benar mengarah pada jalan yang benar. Karena pada dasarnya, bersih juga bagian dari iman. Jangan ada lagi kata "biarr pet" untuk energi kelistrikan dan mari bersama-sama menjalankan misi "sales" dengan jurus "No Suap..!"