Pekanbaru (antarariau.com) - Kalangan mahasiswa di Pekanbaru, Riau, mengaku senang atas pembatalan wacana pemerintah untuk mencanangkan sehari tanpa bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Mahasiswa menyambut dengan sukacita pembatalan gerakan nasional sehari tanpa BBM bersubsidi pada 2 Desember 2012," kata Alif (21), mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi pada Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, di Pekanbaru, Rabu.
Gerakan sehari tanpa BBM bersubsidi sebelumnya direncanakan akan dilaksanakan pada 2 Desember 2012 dan berlaku di sejumlah wilayah Jawa-Bali dan lima kota besar lainnya, termasuk Medan, Batam, Palembang, Balikpapan, dan Makassar.
"Pembatalan sehari tanpa BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang bijaksana. Karena kalau dilaksanakan, justru berpotensi menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat," katanya.
Alfi mengatakan, walaupun hanya sehari, tentunya akan membuat sehari sebelumnya masyarakat akan berbondong untuk mengantre di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mendapatkan premium atau solar.
"Kondisi tersebut artinya sama saja, karena masyarakat pasti akan membeli BBM bersubsidi dengan jumlah yang berlebih. Namun fatalnya, hal itu bahkan berpotensi menimbulkan konflik," katanya.
M. Yasin (20), Mahasiswa Fakultas Ilmu Pemerintahan pada Universitas Islam Riau (UIR) mengatakan, jika kebijakan tersebut dilaksanakan, masyarakat akan banyak terlebih dahulu menyetok premium.
"Malamnya masyarakat akan ramai membeli untuk stok. Jadinya ya, sama saja konsumsi premiumnya dengan tanpa dilakukannya gerakan sehari tanpa BBM bersubsidi itu," katanya.
Yasin mengatakan, walaupun banyak mahasiswa menggunakan kendaraan mahal, baik itu motor maupun mobil, akan tetapi bukan berarti mereka punya uang yang banyak untuk membeli BBM non subsidi.
"Terkadang mereka juga kredit," katanya.
Di lain kesempatan, pengamat ekonomi yang juga mengajar di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial pada UIN Suska Riau, Drs. Alpizar. M.Si, mengatakan, pembatalan gerakan sehari tanpa BBM bersubsidi adalah hal yang baik.
"Jika untuk menghemat anggaran negara, bukan hanya dengan menarik subsidi BBM bersubsidi sejenis premium, tetapi bagaimana mengawasi penggunanya," kata dia.
Alpizar mengatakan, jika menarik subsidi maka akan menimbulkan permasalahan yang baru, baik itu kekisruhan ataupun harga yang melonjak, karena kebutuhan pokok disalurkan dengan transportasi yang menggunakan BBM, dan juga berpengaruh kepada biaya transportasi .
"Pemerintah harus memberikan solusi yang lebih baik untuk rakyatnya," kata dia.
Menurut Alpizar, akan lebih baik jika pemerintah menutupi biaya kekurangan dengan memotong gaji para pejabat negara.
"Saya rasa itu lebih bijaksana," katanya. *** Panji Wibowo ***
Berita Lainnya
Wapres Ma'ruf Amin terus gelorakan semangat tiada hari tanpa olahraga
10 September 2022 11:26 WIB
Upaya tiada henti membangun konektivitas transportasi antar daerah di Papua
07 May 2022 10:35 WIB
Tiada waktu dan hari berlalu tanpa aktifitas berarti dengan Telkomsel
29 September 2017 15:20 WIB
Tiada Hari Tanpa Upaya Menertibkan Gepeng
26 November 2012 20:30 WIB
Tiada Hari Tanpa Gulai Patin Asam Pedas
17 September 2012 21:00 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB