Kapolda luncurkan aplikasi BSR di Pekanbaru, ini tujuannya

id aplikasi BSR, kapolda riau,bsr

Kapolda luncurkan aplikasi BSR di Pekanbaru, ini tujuannya

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi saat memberikan sambutan saat peluncuran aplikasi BSR di Pekanbaru. (ANTARA/Khoirun Nisa)

Pekanbaru (ANTARA) - Kapolda Riau Irjen Pol Agung SetyaImam Efendimeluncurkan aplikasi canggih dengan nama “Bersama Selamatkan Riau” atau BSR di Polresta Pekanbaru, Kamis (7/10). Aplikasi ini berfungsi untuk mengantisipasi gejolak gelombang ketiga terhadap penyebaran COVID-19 yang diprediksi akan datang pada bulan Desember mendatang.

Agung Setya Imam Effendi mengatakan aplikasi ini untuk mempermudah dan mengintegrasikan tugas seluruh pihak dalam penangan COVID-19. "Bersama dashboard ini kita bisa mengintegrasikan tugas ini menjadi lebih terarah dan hasilnya semoga bisa sesuai dengan yang kita harapkan,” ujar Agung.

Saat ini Kota Pekanbaru masih terkendala dalam penurunan level PPKM dari level 2 menjadi level 1 karena 14.000 lansia harus divaksin. Selain itu, Pekanbaru juga diharapkan bisa melakukan tracing di atas 10 orang dengan target 14 orang. Artinya jika 1 orang terinfeksi corona maka 14 orang yang memiliki potensi berhubungan dekat dengan si penderita harus dilakukan dilacak.

"Dengan aplikasi ini hal tersebut akan bisa kita lakukan. Artinya dengan bantuan dashboard ini, percapaian tracing dari 1 orang terkofirmasi COVID-19 menjadi 14 orang sangat mudah kita evaluasi. Karena semua kegiatan yang dilakukan tracer akan tertangkap oleh dashboard sehingga kita bisa menghitung seberapa banyak yang sudah dicapai dan seterusnya," lanjut Kapolda.

Agung mencontohkan dengan kasus terkonfirmasi pada hari ini. Yang mencapai 20 orang dengan tracing 130 orang dengan tingkat presentasi 60 persen. Dan untuk mencapai 100 persen, jika ada 20 orang yang terkonfirmasi maka harus ada 200 orang yang di tracingkarena targetnya adalah 10 orang per pasien yang terinfeksi.

Selain itu, Agung juga menekankan aplikasi ini berfungsi untuk membantu menekan penyebaran COVID-19 sehingga masyarakat tidak usah takut jika dilacak.

Kemudian tracer yang sudah melaksanakan verifikasi kemudian mencatat apa yang terjadi dengan masyarakat yang terkonfirmasi positif ini sesuai kondisinya. Secara otomatis tenaga kesehatan yang juga memegang aplikasi ini juga akan memberi rekomendasi untuk dirujuk atau diberi obat atau diminta isoman atau dievakuasi ke rumah sakit.