Dua gajah di Riau dihalau ke habitatnya

id BKSDA Riau

Dua gajah di Riau dihalau ke habitatnya

Ilustrasi - Seekor gajah jantan sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Arboretum Bunut, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau, Kamis (1/8/2019). (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Pekanbaru (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau menghalau dua gajah liar ke kawasan Tesso Utara, di Kuala Terusan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, yang sebelumnya sempat terpisah dari rombongannya.

"Hampir sepekan warga Desa Kuala Terusan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, diresahkan dengan keberadaan dua gajah liar yang terpisah dari rombongannya. Dua gajah itu saat ini justru berada tidak jauh dari permukiman warga," kata Kabid Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I, Andre Hansen, dalam keterangannya, di Pekanbaru, Selasa.

Dia mengatakan hingga Senin (11/1) sore, binatang itu terpantau di semak belukar yang jaraknya hanya 300 meter dari rumah warga. Kedua ekor gajah itu terdiri atas seekor sudah dewasa dan seekor lainnya masih anak-anak.

Sebelumnya, warga sempat melakukan penggiringan gajah tersebut menggunakan petasan, namun justru dua gajah itu terpisah. Gajah yang besar tersebut berada dekat pemukiman warga atau di belukar di belakang SDN Kuala Terusan.

Andre menyebutkan gajah itu diperkirakan terpisah dari kelompok gajah yang berasal dari Tesso Utara, di mana lokasi itu salah satu habitat satwa berbelalai tersebut.

Pada Selasa, pihaknya akan berupaya kembali melakukan penggiringan bersama masyarakat.

"Kemarin kita sudah berkoordinasi dengan warga dan beberapa pihak terkait. Kita juga mengimbau warga tadi malam untuk sementara mengurangi aktivitas di kebun dan di luar rumah, kecuali petugas jaga yang ditunjuk khusus siaga pada lokasi yang padat penduduk," katanya.

Pihaknya tetap berkoordinasi dengan masyarakat guna menghindari kesalahpahaman terkait dengan penanganan masalah itu.

Selain itu, warga juga diimbau tidak melakukan penggalangan dari arah berlawanan, agar satwa dilindungi itu bisa kembali ke jalur semula dan berkumpul bersama kawanannya.

"Secara alami, hewan ini juga mengetahui habitat mereka dan tentunya ingin berkumpul kembali dengan kelompok mereka," katanya.

Baca juga: Sinergi PTPN V-BBKSDA Riau bentuk Tim Mitigasi Gajah Sumatera

Baca juga: Bayi Gajah Lisa TNTN menunggu diberi nama, begini sebabnya