Kampar - Direktur PDAM Tirta Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, M Rusdi, mencemaskan ketersediaan air bersih yang terus menyusut, akibat pendangkalan di Sungai Sungsang dan daerah resapan air Bukit Chadika.
"Produksi air bersih di Kabupaten Kampar mulai terganggu. Dan ini mengkhawatirkan kami, karena 'Bukit Cadhika' Bangkinang sebagai kawasan hijau atau 'Chatchman Area' terus mengalami pendangkalan," ujarnya di Bangkinang, ibu kota Kampar, Jumat.
Dikatakan, ini benar-benar mencemaskan, karena sumber utama produksi air bersih PDAM Tirta Kampar yang dialirkan memenuhi kebutuhan masyarakat, berasal dari lokasi tersebut.
"Menyusutnya ketersediaan air tersebut, bisa dilihat jelas pada kondisi permukaan air sungai Sungsang yang membelah Bukit Chadika, yang terus menyusut serta mendangkal," ungkapnya lagi.
Rusdi mengatakan, mendangkalnya daerah resapan air disebabkan terjadinya penggundulan kawasan (hutan) tersebut, sebagai dampak maraknya pengembangan perumahan, pembangunan jalan dan sebagian telah menjadi kawasan perkantoran Bupati Kampar.
"Akibatnya, kawasan hijaunya sudah mulai gundul dan berakibat terjadi pendangkalan permukaan air, apalagi akibat curah air hujan yang turun membawa lumpur langsung masuk ke permukaan air sungai," tuturnya.
Dulu, menurutnya, 'Chatchman Area' menghasilkan air jernih serta layak diolah bagi kebutuhan warga oleh PDAM 'Tirta Kampa'
Dikatakan, agar keadaan sekarang tidak terus terjadi, pihaknya mengharapkan pemangku kepetingan di Kampar dapat bersinergi.
"Yakni dengan mendukung upaya PDAM Tirta Kampar yang berencana mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) guna mengatur pengembangan dan pembangunan kawasan 'Bukit Cadhika' secara baku," harapnya.
M Rusdi juga berharap, dalam Perda tersebut, pengembang perumahan diharuskan menyediakan sumur resapan bagi perumahan warga, khusus di kawasan Bukit Cadhika.