Riau terima 30 ribu obat antisipasi lonjakan pasien COVID-19

id obat covid,covid riau,kepala dinas kesehatan riau

Riau terima 30 ribu obat antisipasi lonjakan pasien COVID-19

Ilustrasi: Seorang anggota staf menunjukkan sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd., yang berada di Beijing, China, 11 April 2020. (ANTARA/Xinhua/Zhang Yuwei)

Pekanbaru (ANTARA) - Satuan Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau telah menerima 30 ribu obat antivirus dari Kementerian Kesehatan untuk pasien dengan gejala sedang dan berat, guna mengantisipasi lonjakan kasus baru.

“Sudah, kita dapat kiriman 10 ribu (obat) Oseltamivir dan 20 ribu Azithromycin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan obat tersebut sudah mulai didistribusikan ke fasilitas kesehatan berdasarkan permintaan yang sudah masuk ke dinas kesehatan. Saat ini ada 48 rumah sakit di Riau yang menjadi rujukan pasien COVID-19. Selain itu, obat tersebut juga didistribusikan ke dinas kesehatan di kabupaten dan kota untuk Puskesmas.

Meski belum ada vaksin untuk Virus Corona jenis baru, namun obat-obatan tersebut berguna untuk mengurangi gejala yang dialami oleh pasien yang punya kondisi kesehatan sedang dan berat.

Provinsi Riau mengalami tren lonjakan kasus COVID-19 sejak Agustus lalu, yang membuat fasilitas kesehatan kewalahan karena obat mulai langka dan ruang isolasi pasien penuh.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, pada 23 September terdapat tambahan 188 kasus baru terkonfirmasi COVID-19 di daerah tersebut. Dengan begitu, jumlah kasus akumulatif bertambah jadi 5.889 kasus di Riau.

Dari jumlah tersebut sudah ada 2.652 pasien yang dinyatakan sembuh. Rabu ini, ada penambahan 325 orang pasien yang sembuh pada hari ini.

Meski begitu, ada 11 pasien COVID-19 yang meninggal dunia sehingga jumlah kasus kematian mencapai 117 orang.

Sementara itu, dariKementerian Kesehatan melalui pernyataan pers, pada Rabu, menyatakan telah berkoordinasi intensif dengan industri farmasi untuk menjamin ketersediaan obat-obatan selama pandemi COVID-19. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Engko Sosialine Magdalene, mengatakan sebagian besar obat yang dibutuhkan telah diproduksi oleh farmasi dalam negeri.

Bahan baku obat juga telah masuk ke Indonesia sejak awal April 2020.

“Sampai dengan 21 September 2020, obat untuk penanganan COVID-19 sudah didistribusikan ke 34 dinkes provinsi dan 746 RS,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah tambah anggaran bansos untuk percepat Pemulihan Ekonomi Nasional