Cegah stunting, RAPP-APR luncurkan Pos Pemantauan Gizi pada lima kabupaten di Riau

id stunting,rapp,apr,berita riau antara,berita riau terbaru

Cegah stunting, RAPP-APR luncurkan Pos Pemantauan Gizi pada lima kabupaten di Riau

Kegiatan pemantauan gizi RAPP-APR.(ANTARA/HO-RAPP)

PEKANBARU, (ANTARA) - PT Riau Andalan Pulp and Paper dan Asia Pasific Rayon meluncurkan kegiatan Pos Pemantauan Gizi guna mendukung program pemerintah dalam penanggulangan stunting dilima kabupaten yaitu Pelalawan, Siak, Kampar, Kepualaun Meranti dan Kuantan Singingi (Kuansing).

"Kita meluncurkan kegiatan Pos Pemantauan Gizi yang terintegrasi dengan program Posyandu, bekerjasama dengan para kader, tenaga kesehatan di Puskesmas, " kata Head Community Development (CD), Binahidra Logiardi, dalam kegiatan di Pangkalan Kerinci Kiri, Kabupaten Pelalawan, Selasa lalu (26/08).

Kegiatan Pos Pemantauan Gizi ini dimulai dari pendataan sasaran melalui pengukuran di Posyandu oleh kader dan petugas kesehatan terutama data antropemtri (tinggi dan berat anak) dan status gizi. Balita dengan berat badan di bawah berat normal maka akan dirujuk ke Pos Pemantauan Gizi untuk mendapatkan konseling dan penyuluhan pemahaman gizi oleh ahli gizi puskesmas.

"Jika ditemukan balita dengan penyakit penyerta, maka akan dilakukan perawatan pemulihan, baru diikutsertakan dalam Pos Pemantauan," kata Binahidra.

Binahidra menambahkan kegiatan konseling dan penyuluhan di Pos Pemantauan Gizi diawali dengan melakukan tes awal tertulis tentang pengetahuan gizi bagi ibu dari balita gizi kurang. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan gizi anak dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai sumber makanan bukan sebagai pengganti makanan utama serta cara memasaknya.

Kegiatan ini lanjutnya diakhiri dengan tes evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman peserta. Sebagai mitra pemerintah, RAPP dan APR memberikan bantuan PMT berbasis makanan lokal bagi balita usia 6-59 bulan dan PMT pabrikan berupa biskuit dan susu formula bagi anak usia 12-32 bulan.

"Di samping itu, kita juga mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas kader dan sarana posyandu di 32 posyandu binaan perusahaan," jelasnya.

Binahidra Logiardi mengatakan Program Pencegahan Stunting dimulai pada Juli 2019. Hampir 400 kader posyandu, 74 bidan dan 55 orang pengurus PKK yang mengikuti pelatihan stunting ini.

“Kami berkolaborasi dengan 277 posyandu di lima kabupaten di Riau. Saat ini sudah 153 posyandu yang sudah kami latih dari 80 desa,” tuturnya.

Dilanjutkan Binahidra, program ini merupakan salah satu penerapan tujuan dari Program Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB dimana perusahaan bagian dari grup APRIL ini menetapkan salah satunya pada tujuan nomor 3, yakni kesehatan yang baik dan kesejahteraan.

"Penerapan SDGs tidak hanya pada kegiatan operasional saja, tetapi perusahaan juga memastikan masyarakat sekitar juga ikut dilibatkan untuk mencapai tujuan tersebut," pungkasnya

Sekretaris Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Ida mengatakan dengan adanya kelas ini pihaknya mengajak ibu-ibu untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga, khususnya ibu hamil, bayi dan balita.

Pasalnya stunting ini terjadi diakibatkan pemilihan asupan pola makan yang kurang bergizi.

"Kami menyarankan agar ibu hamil mengkonsumsi asupan yang bergizi, sehingga bisa mencukupi asupan gizi bayi sejak dalam kandungan," jelasnya

Salah satu warga peserta pelatihan, Julia (37) mengungkapkan pelatihan yang diberikan dapat menambah pengetahuannya dalam peningkatan asupan gizi anak. "Ini baru pertama kali saya ikuti, banyak ilmu yang saya dapat terutama cara memilih bahan dan membuat makanan yang bergizi. Bagi saya ini sangat penting untuk kesehatan anak saya," ungkapnya.

Sementara pada kegiatan di Kabupaten Kampar sebanyak 1.199 paket gizi berupa susu bubuk dan biskuit diberikan untuk sembilan desa. Di antaranya Desa Gunung Sari, Gunung Mulya, Suka Makmur, Makmur Sejahtera, Subarak, Sahilan Darussalam, Gunung Sahilan, Kebun Durian dan Sungai Lipai.

Meskipun di tengah pandemi COVID-19, program ini terus berjalan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.

Kader Posyandu Sungai Lipai, Anis Oni Arita mengatakan pihaknya merasa sangat terbantu dengan program pemulihan stunting di daerahnya dan siap berkolaborasi dengan RAPP. Menurutnya bantuan yang diberikan RAPP sangat bermanfaat bagi bayi dan balita.

“Kami tidak hanya diberikan bantuan paket gizi, tetapi juga diberikan pelatihan kader posyandu, alat pengukur peralatan posyandu terkait stunting dan pembentukan pos pemantauan gizi. Kami bersyukur bisa dibantu oleh RAPP,” tuturnya.

Baca juga: 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi, Riau tidak termasuk

Baca juga: Walikota Dumai : Ikan Penting Untuk cegah Stunting

Baca juga: Wah, Ancaman hilangnya generasi selama pandemi