Korban banjir Dumai terserang gatal-gatal

id korban banjir, dumai terserang gatal-gatal

Dumai, Riau, (ANTARARIAU News) - Korban banjir di Kelurahan Basilam Baru dan Tanjung Penyembal, mulai terserang penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kata Camat Sungai Sembilan, Kota Dumai, Provinsi Riau, Zulkarnain.

"Belum pernah terjadi banjir dalam 50 tahun terakhir ini, dan kali ini banjirnya tergolong besar. Ratusan hektare sawah dan rumah warga sudah terendam selama hampir sebulan ini," katanya kepada ANTARA, Rabu.

Ia mengatakan, banjir besar ini mengakibatkan pihaknya kesulitan menembus akses menuju lokasi untuk melakukan survei dan pendataan rumah warga yang menjadi korban.

Sejumlah warga, diakuinya juga sudah mengeluhkan diserang penyakit kulit seperti gatal-gatal akibat hidup di area banjir yang belum menyurut.

Ia mengharapkan tim medis secepatnya turun ke lingkungan masyarakat memberikan bantuan kesehatan.

"Warga sudah mengeluhkan terkena penyakit kulit, tapi sampai sekarang belum ada bantun medis. Kami harapkan secepatnya petugas kesehatan turun untuk mengatasi keluhan penyakit yang diderita warga setempat," ujarnya.

Ia mengatakan, banjir yang melanda Kelurahan Basilam Baru dan Tanjung Penyembal sudah merendam hampir 800 hektare persawahan padi dan ratusan rumah hunian warga.

Sebelumnya, Lurah Basilam Baru, Syaiful Nasir menyebutkan, akibat banjir dipastikan produksi padi masyarakat petani yang tergabung dalam Gapoktan Basilam Baru menjadi gagal panen.

Selain itu, sedikitnya 600 rumah penduduk di 22 Rukun Tetangga (RT) turut direndami air banjir, sebagian air sudah ada yang masuk ke dalam rumah dan sebagian lagi hanya menggenangi halaman rumah warga.

Sementara di Kelurahan Tanjung Penyembal, menurut Lurah Mukhtadi, rumah penduduk yang terendam air mencapai sekitar 400 rumah di 7 lingkungan RT yang ada.

Air yang menggenangi rumah dan sawah warga diperkirakan karena kondisi parit saluran air tembus ke laut tidak mampu menampung derasnya debit air di kawasan hutan. Sehingga meluber dan menggenangi kawasan pemukiman lingkungan warga setempat.

"Ditambah lagi dengan curah air hujan tinggi yang tidak dapat dialiri dengan baik oleh drainase. Jumlah parit besar hanya ada dua di sini dan itu tidak mampu menahan dorongan air deras dari atas hutan sehingga air meluap dan meluber masuk ke rumah warga," katanya.