Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menganjurkan pelaksanaan shalat Idul Fitri dilakukan di rumah dengan alasan keselamatan untuk kawasan dengan tingkat penularan COVID-19 yang tinggi, sebagaimana ditetapkan otoritas berwenang.
"Pelaksanaan shalat id di rumah tidak membuat suatu jenis ibadah baru. Maka shalat id bagi yang menghendaki dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti shalat id di lapangan," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pelaksanaan shalat id sejatinya dilakukan di area publik, seperti lapangan sebagaimana dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Hanya saja karena ada halangan wabah corona membuat pengalihan tempat shalat id ke rumah.
Terkait Rasulullah SAW yang tidak pernah shalat id di rumah, Syamsul mengatakan karena saat itu tidak ada kebutuhan di zaman Nabi Muhammad, seperti adanya ancaman penyakit menular yang menghalangi shalat di lapangan.
Sementara meniadakan shalat id di lapangan maupun di masjid karena adanya ancaman COVID-19, kata dia, tidaklah berarti mengurang-ngurangi perintah agama.
"Ketika dibolehkan shalat id di rumah bagi yang menghendakinya, pertimbangannya adalah melaksanakannya dengan cara lain yang tidak biasa, yaitu dilaksanakan di rumah, yaitu agar umat selalu memperhatikan kemaslahatan manusia, berupa perlindungan diri, agama, akal, keluarga dan harta benda," kata dia.
"Dan menjaga agar kita tidak menimbulkan mudarat kepada diri kita dan kepada orang lain. Bahkan sebaliknya, tidak ada ancaman agama atas orang yang tidak melaksanakannya, karena shalat id adalah ibadah sunah. Dalam pandangan Islam, perlidungan diri jiwa dan raga sangat penting," lanjut dia.
Adapun pelaksanaan shalat id, kata Syamsul, merupakan amalan sunah muakad, yaitu jenis sunah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya, sebagaimana pelaksanaan sholat Tarawih di bulan Ramadhan. Sunah sendiri adalah perintah agama yang bila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Di sisi lain, lanjut dia, Islam tidak memaksa umatnya untuk melangsungkan ibadah di luar kadar kemampuannya. Dengan kata lain, jika memiliki keterbatasan pengetahuan soal tata cara ibadah shalat id dan ketidakmampuan lainnya maka lakukanlah semampunya.
"Bahwa dalam melaksanakan ajaran agama dasarnya adalah kadar kemampuan mukallafuntuk mengerjakan. Hal itu karena Allah tidak membebani hamba-Nya, kecuali sejauh kadar kemampuannya sebagaimana surat Al Baqarah ayat 286 dan At Thalaq ayat 7," kata dia.
"Dan apabila diperintahkan melakukan suatu kewajiban agama, maka kerjakan sesuai kemampuan (bertakwa sesuai kemampuan) sebagaimana surat At Taghabun ayat 16 dan hadits nabi," kata dia.
Berita Lainnya
GALERI FOTO - DPRD Riau jadi tempat pelaksanaan Shalat Idul Adha
19 June 2024 14:25 WIB
Warga Gaza shalat Idul Adha di puing reruntuhan
17 June 2024 12:59 WIB
Shalat Jumat perdana di Masjid Al Hidayah Pekanbaru
03 May 2024 19:12 WIB
FOTO - Shalat Id di Dumai Islamic Centre
11 April 2024 17:10 WIB
Umat Kristiani di Sulut lakukan pengamanan shalat Idul Fitri
10 April 2024 11:25 WIB
Warga Muslim di Leihitu, Maluku sudah laksanakan shalat Idul Fitri
09 April 2024 11:28 WIB
Muhammadiyah siapkan 21 lokasi tarawih saat Nyepi di Bali
10 March 2024 17:42 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil ajak khatib Shalat Jumat sampaikan pesan pemilu damai
09 February 2024 9:58 WIB