Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Deman berdarah dengue (DBD) saat ini menjadi ancaman serius bagi kebanyakan warga Pekanbaru, Riau, mengingat transisi musim kemarau ke musim hujan.
"Sebaiknya masyarakat senantiasa menerapkan hidup bersih dan sehat. Bergotong royong membersihkan saluran air di lingkungan tempat tinggal dan selalu memantau penampungan air," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Pekanbaru Hamdan di Pekanbaru, Rabu.
Menurut Hamdan, musim hujan merupakan suasana yang dinanti-nanti oleh nyamuk aedes aegypty yang merupakan spesies nyamuk penular penyakit mematikan yang biasa di kenal DBD.
"Untuk itu, perlu diwaspadai. Usahakan agar lingkungan tetap sehat dan jika mengalami demam dengan suhu tubuh yang tak beraturan, segera memeriksakan diri ke pusat kesehatan atau rumah sakit terdekat," ujarnya.
Dari data yang dirangkum Dinkes Pekanbaru, terurai meningginya jumlah kasus DBD.
Tercatat sejak Januari hingga September 2011, nyamuk "ganas" tersebut telah menjangkiti sedikitnya 315 warga bahkan empat diantaranya dikabarkan meninggal dunia.
"Jumlah tersebut juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2010) di mana hanya 200 jiwa yang terjangkit DBD," kata Hamdan.
Menurut dia, peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan itu disebabkan cuaca diakhir tahun ini cenderung ekstrem dimana kelembaban suhu udara bertahan cukup lama.
Selain itu, kata dia, minimnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara mencegah serangan nyamuk DBD serta gejalaya juga merangsang pertumbuhan jumlah penderita penyakit mematikan itu.
Dari sejumlah kecamatan yang terdapat di Pekanbaru, menurut Hamdan wilayah terparah atau dengan jumlah penderita DBD tertinggi terdapat di Kecamaan Marpoyan Damai dengan jumlah penderita mencapai 40 orang.
Lalu, warga Kecamatan Tampan yang terjangkit DBD sebanyak 39, warga Kecamatan Payung Sekaki dengan penderita positif DBD ada sekitar 38 orang.