New York (ANTARA) - Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat, tertekan oleh langkah-langkah Federal Reserve yang dimaksudkan untuk memastikan ada cukup likuiditas dalam sistem keuangan global.
Dolar pada awal sesi mendapat keuntungan dari permintaan akhir tahun fiskal dan triwulanan fiskal dari manajer portofolio dan perusahaan-perusahaan Jepang, tetapi perdagangan berombak, dengan dolar bergantian berada di antara keuntungan dan kerugian.
Untuk kuartal ini, dolar adalah pemenang terbesar, melonjak 2,8 persen. Sementara crown Norwegia mencatat kerugian terbesar, jatuh 18 persen terhadap dolar.
Para analis mengatakan penurunan tajam di pasar ekuitas AS selama Maret menyebabkan peningkatan pembelian dolar bagi para manajer aset yang berupaya menyeimbangkan kembali portofolio mereka pada akhir bulan.
Tetapi mata uang AS mengurangi kenaikan setelah langkah Fed terbaru pada Selasa (31/3/2020) untuk memperluas kemampuan puluhan bank sentral asing mengakses dolar selama krisis virus corona. Pada dasarnya, The Fed mengizinkan bank sentral asing untuk menukar kepemilikan mereka atas surat berharga AS untuk pinjaman overnight dalam dolar.
Ini adalah salah satu dari serangkaian tindakan yang dilepaskan oleh Fed untuk mengatasi masalah likuiditas yang disebabkan oleh kejatuhan ekonomi akibat pandemi virus corona. Ini sedikit mengurangi kilau dolar karena pasokan mata uang AS meluas.
"Dolar akan kesulitan memperpanjang kenaikannya secara signifikan saat ini hanya karena pasokan relatif uang tunai yang datang dari The Fed dalam dolar," kata Shaun Osborne, kepala strategi valas di Scotiabank di Toronto.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar melemah 0,2 persen menjadi 99,042. Indeks dolar mencapai 102,99, tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, awal bulan ini karena aksi jual pasar global memicu perburuan terhadap dolar.
Permintaan dolar telah surut, tetapi analis masih memperkirakan kenaikan dolar lebih banyak. Terhadap yen, dolar tergelincir 0,2 persen menjadi 107,57 yen. Untuk kuartal ini, dolar turun 1,1 persen terhadap yen.
Selasa (31/3/2020) adalah hari perdagangan terakhir tahun fiskal Jepang dan akhir kuartal untuk investor besar di tempat lain, yang telah memicu beberapa volatilitas ketika para pemain pasar mata uang besar menutup buku mereka. Sebagian besar perubahan posisi tersebut menyebabkan dolar menguat lebih awal.
Dolar juga melemah setelah data menunjukkan kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah tiga tahun pada Maret karena rumah tangga khawatir tentang prospek ekonomi jangka pendek di tengah pandemi virus corona.
Euro, sementara itu, melemah 0,2 persen terhadap dolar menjadi 1,1007 dolar, jatuh 1,8 persen pada kuartal pertama.
Beberapa analis percaya bahwa dolar kemungkinan akan tetap didukung karena investor bersiap untuk penurunan ekonomi yang tajam di kuartal mendatang.
"Upaya The Fed sejauh ini adalah hal terdekat untuk menjinakkan kekuatan dolar," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.
"Tetapi keinginan untuk memegang dolar tetap meningkat menjelang apa yang diharapkan akan menjadi kuartal kedua yang menghukum pertumbuhan AS dan global."
Baca juga: Mantap, Rupiah Jumat pagi menguat 110 poin
Baca juga: Harga emas melonjak lagi 93 dolar
Baca juga: Indonesia dapat hibah 3 juta dolar AS untuk lawan COVID-19, begini penjelasannya