Wapres Ma'ruf Amin: Wabah corona kesempatan untuk kembangkan obat dalam negeri

id Berita riau terkini, berita hari ini, corona

Wapres Ma'ruf Amin: Wabah corona kesempatan untuk kembangkan obat dalam negeri

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers di Kantor Wapres Jakarta, Rabu (4/3/2020). (ANTARA/Fransiska Ninditya)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penyebaran Covid-19, yang berdampak pada ketersediaan obat-obatan karena keterbatasan bahan baku impor dari China, dapat dimanfaatkan untuk memproduksi obat dan vitamin dengan bahan baku dari dalam negeri.

"Kita bisa mengembangkan produk dalam negeri sendiri untuk menyediakan bahan baku obat-obatan itu. Nah, ini juga ada hikmahnya, kemudian kita jadi harus bersiap untuk menyiapkan bahan baku obat-obatan dan vitamin-vitamin itu," kata Ma'ruf Amin di Kantor Wapres Jakarta, Rabu.

Sebagian besar bahan baku untuk obat-obatan dan vitamin yang diproduksi di Indonesia diimpor dari China. Akibat dari penyebaran virus corona, yang bersumber di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, produksi bahan baku farmasi di Negeri Tirai Bambu itu mengalami penghentian sementara.

Untuk menjaga produksi obat-obatan dan vitamin di dalam negeri berjalan lancar, Pemerintah membuka impor bahan baku produk farmasi dari negara lain, ujar Wapres.

"Ya Pemerintah sedang mengusahakan impor (bahan baku obat) dari negara lain selain China, memperbesar impor dari negara lain," tutur Ma'ruf.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mendorong perusahaan farmasi di Indonesai untuk memproduksi obat-obatan dan vitamin dari bahan baku yang ada di dalam negeri atau dikenal dengan obat modern asli Indonesia (OMAI).

Dokter militer spesialis radiologi itu mengatakan OMAI memiliki efek samping yang kecil, sekaligus dapat menekan harga obat-obatan menjadi lebih terjangkau.

"OMAI ini manfaatnya sangat besar dan sangat baik, sedangkan efek sampingnya sangat kecil bahkan hampir dianggap tidak ada. Jadi, menurut saya, ini potensi pasar yang luar biasa," kata Terawan.

Pewarta: Fransiska Ninditya