Denpasar (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo yang juga Gubernur Jawa Tengah mengatakan kehadirannya berkeliling ke sejumlah provinsi di Tanah Air belakangan ini sama sekali tidak terkait dengan sejumlah wacana yang menyebutkan dirinya digadang-gadang sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
"Tugas saya berkeliling, betul-betul urusan kewajiban sebagai Ketua Umum Kagama. Yang rata-rata kalau pengda (pengurus daerah) didatangi itu senang," kata Ganjar yang juga Gubernur Jawa Tengah itu di sela-sela menghadiri Pelantikan Pengurus Daerah Kagama Bali periode 2020-2025, di Gedung Wiswasaha, Kantor Gubernur Bali, di Denpasar, Minggu.
Ganjar menambahkan, di periode pertama sebagai Ketua Umum Kagama, dia berkeliling untuk menjalankan kewajiban "konstitusi" Kagama. Dia tidak saja hadir di jajaran pengurus daerah Kagama di Indonesia, tetapi hingga luar negeri.
Beberapa kali dirinya juga melantik pengurusKagama yang ada di luar negeri seperti di Arab Saudi dan Belanda. "Banyak mereka ingin aktif. Ini kewajiban ketua umum. Nanti menyusul Papua dan Lampung," ujarnya.
Untuk periode kepemimpinannya yang kedua ini, bahkan dia lebih antusias, karena banyak anggota Kagama ingin aktif dengan berbagai kegiatan komunitasnya. "Saya harap Kagama guyub dan sekaligus bermanfaat," ucapnya.
Terkait kehadirannya di Bali, lanjut Ganjar, sekaligus untuk menyemangati anggota Kagama khususnya yang ada di Pulau Dewata ini.
"Saya hadir menyemangati untuk membuat program-program yang menyenangkan dari kelompok hobi dan komunitas. Seperti yang dilakukan Pengda Bali yang tidak memikirkan politik, akan tetapi fokus pada berbagai kegiatan pemberdayaan," ujarnya.
Ganjar tidak menampik memang rutin berkomunikasi dengan jajaran pemerintah daerah di Nusantara. "Kita (Kagama-red) harus berarti untuk daerah, tempat di mana kita tinggal. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Saya wakafkan Kagama untuk kepentingan daerah," katanya.
Sementara itu, mantan Ketua Pengda Kagama Bali AA Gede Oka Wisnumurti mengungkapkan historis tentang Kagama Bali yang mulai ada tahun 1972. "Ketika itu ketuanya lebih banyak jajaran birokrasi. Sejak 2009 saya jadi Ketua Kagama, hingga dua periode," ucapnya.
Menurut dia, Kagama tidak lepas dari tradisi sosok Gadjah Mada yang senang merakyat dan melakukan pemberdayaan, sehingga tidak ada pikiran jadi ini jadi itu. Kagama, kata dia, banyak berkiprah berkolaborasi dengan rakyat dan pemerintah.
"Kami berkolaborasi gubernur dan bupati dan tidak ada kepentingan sama sekali. Jadi apa yang kita pelajari bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan Bali," katanya.
Sedangkan Ketua Pengda Kagama Bali yang baru dilantik I Gusti Ngurah Agung Diatmika menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan sebelumnya. "Saya hanya melanjutkan kepanitian Munas terdahulu cuma sekarang menambahkan adik-adik kaum milenial," katanya.
Langkah yang diambil selanjutnya adalah pendataan ulang para anggota yang ada di cabang sehingga tercipta keguyuban. "Selanjutnya saya akan melakukan program, baik jangka pendek, panjang maupun menengah dan tentunya tidak keluar dari AD/ART, dan tidak keluar dari Musda saat ini," ucap Diatmika.