Pakar: Bangkai babi yang dibuang ke sungai bisa berpotensi picu infeksi

id Berita hari ini,berita riau antara,berita riau terkini,kesehatan

Pakar: Bangkai babi yang dibuang ke sungai bisa berpotensi picu infeksi

Penemuan bangkai babi yang dibuang di Danau Siombak, Kecamatan Marelan, Medan, Sumatera Utara. (FOTO ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)

Medan (ANTARA) - Pakar yang juga dosen Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), dr Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD, FINASIM, M.H.(Kes), mengatakan ternak babi yang dibuang ke sungai dikhawatirkan berpotensi memicu penyakit infeksi yang bisa menjangkiti manusia.

"Selain mencemari lingkungan juga dianggap dapat mencemari kualitas dari air sungai, sehingga dikhawatirkan berpotensi memicu penyakit infeksi yang bisa menjangkiti manusia," katanya kepada wartawan, di Medan, Jumat.

Ia menyebutkan, meskipun virus "hog cholera" atau "classical swine fever" (CSF) tidak menular dari babi ke manusia, namun tindakan pembuangan bangkai babi terinfeksi tersebut akan menyebabkan pencemaran air yang dapat menimbulkan atau berpotensi mengakibatkan gejala penyakit infeksi lainnya pada manusia.

"Seperti diare, demam, penyakit kulit, dan lainnya, terutama pada warga di sekitar aliran sungai," ujarnya.

Dikemukakannya bahwa "hog cholera" sendiri merupakan penyakit infeksi pada babi yang sebetulnya hanya menjangkiti babi yang sangat menular. Adapun tingkat kesakitannya (morbiditas) dan kematiannya (mortalitas) hampir mencapai 100 persen.

Ia menyebutkan, penyebabnya adalah infeksi pestivirus yang masuk dalam famili "flaviviridae". Terdapat bermacam-macam strain virus ini dengan tingkat virulensi mulai dari rendah, sedang sampai dengan virulensi tinggi yang dapat menyebabkan wabah.

"Virus dan penyakit ini endemis di Asia, serta juga ada didapati di beberapa belahan dunia lain. Akan tetapi, "hog cholera" tidak bisa menjangkiti manusia dan juga tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. Dagingnya yang dimakan juga tidak akan menularkan pada manusia," demikian Restuti Hidayani Saragih.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus