Jakarta (ANTARA) - Psikiater menyebut film Joker hanya untuk orang dewasa tertentu yang kuat secara mental dan mampu menghadapi dan menanggulangi masalahnya secara baik.
Dokter kejiwaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Heriani Sp.KJ(K) di Jakarta, belum lama ini, menyebut film Joker bisa memicu ingatan orang yang pernah mengalami perundungan di masa lalu kembali muncul pada saat menontonnya.
"Itu untuk orang dewasa yang kuat secara mental, kalau dia pernah di-'abuse' waktu kecil itu bisa terbangkitkan," kata Heriani.
Hal tersebut, kata Heriani, dikarenakan film yang disutradari Todd Phillips bisa membuat penontonnya terbawa suasana dan merasakan secara nyata apa yang dialami oleh tokoh Joker si Arthur Fleck.
Menurut dia, kualitas akting dari Joaquin Phoenix yang memerankan Arthur Fleck, cerita yang mirip dengan realita, dan setting suasana serta latar musik yang sangat mendukung membuat kisah Joker melekat pada ingatan penonton setelahnya.
Dia juga menyarankan bagi yang ingin menonton film Joker jangan sendirian karena akan membuat kisah di film tersebut terngiang-ngiang dalam ingatan. Meskipun Joker bagian dari film super hero DC Comics, jelas film Joker banyak adegan kekerasan yang sadis sehingga tidak diperuntukkan bagi anak kecil bahkan remaja.
Perundungan yang dialami Arthur Fleck dalam cerita itu sebenarnya banyak juga terjadi di dunia nyata di Indonesia.
Dikhawatirkan apabila anak-anak yang menonton dan merasakan perundungan yang sama di lingkungannya bisa menelan mentah-mentah adegan di film dengan melukai orang yang melakukan perundungan.
Menurut Heriani, film Joker memberikan pesan moral kepada penontonnya untuk belajar mendengarkan cerita orang terdekat. Khususnya kepada orang tua juga harus bisa mendengarkan anak dan tidak selalu menyalahkan atau menasehati.
Baca juga: Semua putar film Jocker
Baca juga: Tayang perdana, film "Joker" sudah untung 5,4 juta dolar AS