274 orang terjangkit DBD di Pekanbaru, begini penjelasannya

id Dbd,dinkes pekanbaru,penderita dbd di pekanbaru 2019,berita riau antara,berita riau terbaru

274 orang terjangkit DBD di Pekanbaru, begini penjelasannya

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru M Amin. (Antaranews/Vera Luciana)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 274 orang telah terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir di Kota Pekanbaru, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru.

"Itu angka DBD sampai minggu ke-28 tahun 2019," kata Plt. Kadiskes Kota Pekanbaru M Amin di Pekanbaru, Jumat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mencatat jumlah kasus tersebut menyebar pada 12 kecamatan setempat.

Menurut Amin, jumlah kasus DBDtersebut meningkat dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Walau peningkatannya hanya sedikit. Hal ini jelas karena beberapa faktor khususnya cuaca dan curah hujan.

"Panas yang terjadi diselingi hujan sesekali rawan untuk berkembangbiaknya nyamuk Aides Agepti penyebab DBD," tuturnya.

Selain itu pola masyarakat yang mulai kendor menjaga kebersihan lingkungannya dan sebagainya.

Menurut dia yang baru menjabat Plt Diskes beberapa hari tersebut, kasus DBD terbanyak itu ada di Kecamatan Payung Sekaki, dengan total 52 orang.

Kemudian diikuti Tampan 46 kasus, lalu Sukajadi 36 kasus, Marpoyan Damai 30 kasus, Tenayan Raya 24 kasus, Bukit Raya 21 kasus, Senapelan 15 kasus, Rumbai Pesisir 12 kasus, Rumbai 12 kasus, Sail 11 kasus, Limapuluh 10 kasus dan paling sedikit Pekanbaru Kota hanya 5 kasus.

"Bertambahnya kasus DBD ini lantaran kondisi lingkungan kurang bersih," tegasnya.

Karena itu ia menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Rutin melakukan gotong-royong serta tidak lupa menerapkan 3M plus dalam lingkungan rumah dengan artian Menutup setiap penampungan air, Mengubur sampah atau barang bekas berbentuk wadah dan botol dan Menguras bak atau penampungan air, pot bunga agar tidak jadi sarang dan perteluran nyamuk serta jentik. Plus di sini menggunakan bubuk abate dan pemberantas nyamuk.

Ia menilai di sini peran masyarakat sangat penting untuk menekan kasus DBD apalagi diwilayah pemukiman yang padat penduduknya. Sebab selagi masyarakat tidak menjaga sekuat apapun pemerintah memberantas tetap akan gagal.

"Karena nyamuk DBD dimulai dari jentik-jentik yang berkembang biak menjadi nyamuk itu terjadi di pemukiman, makanya kita terus mengajak masyarakat untuk berperilaku hidup sehat," harapnya.

Data Diskes yang berhasil dirangkum antara untuk pembanding tahun 2018 mulai Januari hingga pertengahan Agustus kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pekanbaru hanya mencapai 201 kasus. Dengan jumlah kasus tertinggi berada di Kecamatan Tampan, yakni sebanyak 38 kasus.

Jika dibandingkan dengan tahun 2017 lalu dan bulan yang sama, kasus DBD ada 447 kasus.

Baca juga: Waspada DBD, RSUD Dumai sudah tangani 242 Pasien DBD

Baca juga: Belajar kendalikan DBD dari Singapura yang telah putus hubungan dengan DBD