Pekanbaru, 28/10 (ANTARA) - PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) berpepotensi rugi hingga Rp364,9 juta akibat semburan minyak mentah yang terbuang percuma bisa mencapai 500 barrel dalam insiden kebocoran pipa di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
"Minyak mentah yang terbuang diperkirakan mencapai 200 hingga 500 barrel," kata Kepala Divisi Humas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Elan Biantoro, ketika dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, pipa yang bocor itu mengalirkan minyak dari lapangan Batang GS di Blok Rokan, Kabupaten Rokan Hilir. Dengan asumsi harga minyak mentah kini berada di kisaran 82 dolar AS per barrel, maka potensi kerugian mencapai 41.000 dolar AS yang apabila dikonversi dengan kurs Rupiah mencapai Rp364,9 juta.
"Untuk mengantisipasi agar tak lebih banyak lagi minyak terbuang, maka aliran di pipa dihentikan untuk sementara," ujarnya.
Manajer Komunikasi CPI Hanafi Kadir mengatakan menyatakan kebocoran pipa di Kabupaten Rokan Hilir tak berdampak pada produksi minyak perusahaan.
"Tidak ada dampak terhadap produksi," kata Hanafi dalam keterangan persnya.
Ia menjelaskan, insiden kebocoran pipa produksi itu tepatnya terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Lokasi kejadian sekitar 100 meter dari Simpang Manggala menuju Camp CPI Bangko, atau sekitar 100 kilometer sebelah Utara ladang minyak perusahaan di Duri, Kabupaten Bengkalis.
Menurut dia, petugas lapangan dan peralatan CPI mulai menanggulangi kebocoran sejak setengah jam setelah insiden terjadi. Sedangkan, penyebab kebocoran pipa masih dalam penyelidikan dan hingga kini proses perbaikan masih berlangsung.
"Diperkirakan perbaikan akan dapat diselesaikan dan operasi dapat dikembalikan normal pada sore hari ini," katanya.
Ia menambahkan, tidak terdapat korban jiwa maupun luka serius dari warga akibat insiden kerja itu.