PT CPI minta masyarakat Riau waspadai informasi "loker" hoaks

id chevron,PT Chevron Pacific indonesia 2019,hoaks,berita hoaks terbaru,berita riau terbaru,berita riau terkini,berita riau antara,berita hari ini

PT CPI minta masyarakat Riau waspadai informasi "loker" hoaks

Sejumlah media dalam bincang PT Chevron Pacific Indonesia di Pekanbaru. (Antaranews/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Menyikapi banyaknya berita lowongan kerja palsu, atau proses penjaringan tenaga pekerja di PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) beredar di media sosial. Maka pihak manajemen mengajak masyarakat Riau, untukmewaspadainya.

"Dari pihak Chevron tidak pernah memungut biaya apapun, jika ada orang yang ingin melamar pekerjaan," kata Manager Corporate Communication, PT CPI, Sonitha Poernomo kepada media saat acara bincang-bincang dengan awak media di Pekanbaru, Selasa.

Soni menjelaskan, maraknya hoax saat ini, sudah merambah kepada praktik penjaringan tenaga kerja. Khususnya yang mengatas namakan Chevron. Diakuinya, baru-baru ini muncul akun ataupun berita lowongan kerja palsu. Hal ini tentu mengejutkan, sebab pihaknya tidak pernah melakukannya. Tentu juga bisa merugikan masyarakat, jika tidak dicegah.

"PT CPI setiap harinya menerima surat lamaran banyak sekali. Baik lewat digital maupun cetak," ujar Sonita, enggan merinci angka pastinya.

Baca juga: Mahfud MD: Pembuat Hoaks untuk Pilpres 2019 itu Setan, Anaknya Iblis

Hal ini dikatakan wanita berkacamata itu, disebabkan sebagai perusahaan ternama, PT CPI banyak diminati pencari kerja dan lintas generasi.

"Mulai dari yang mencari kesempatan magang, masuk ke entry level dan lowongan lainnya," ujarnya .

Karenanya ia mengharapkan, warga mewaspadai berita hoax, terutama tentang praktek perekrutan palsu. Kalau membutuhkan informasi resmi lowongan pekerjaan, itu tersedia di wibeside Chevron, www.indonesia.chevron.com. Atau email yang menggunakan domain @chevron.com.

"Jadi jika menemukan proses penerimaan karyawan yang mengatasnamakan Chevron harap melaporkan ke selection@chevron.com beserta bukti yang mencurigakan," pungkasnya.

Saat bincang-bincang tersebut Chevron juga menghadirkan Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho.

Baca juga: Benarkah Hoaks Jokowi Antek Asing Disengaja?

Septiaji Eko Nugroho menjelaskan, berita hoax sangat mengganggu, dan membuat publik gelisah, serta ketakutan. Karenanya perlu komitmen bersama untuk menangkalnya.

Terutama media yang faham kode etik jurnalistik, harusnya bisa menjadi garda terdepan meredam dan meluruskan pemberitaan salah.

"Kita harus mendorong masyarakat jangan apatis, dan mau menolak berita hoax," ujarnya.

Diakuinya masalahnya literasi yang masih minim, menjadi kendala untuk menekan penyebaran berita hoax. Apalagi semakin banyaknya yang punya gadget, hampir 100 juta, tetapi mereka belum memahami kode etik.

"Apalagi kini penyebar hoax adalah kalangan migran, yang usianya 35-40 tahun," tambahnya.

"Pers juga harus sigap meruluskan edukasi, meningkatkan kewaspadaan masyarakat, agar tidak banyak terjebak," pungkasnya.

Baca juga: Pengamat: Pers harus bekerja profesional untuk tangkal hoax

Baca juga: Vidio bunuh diri di Mall SKA Pekanbaru dipastikan Hoax, penyebarnya kini diburu